PURWOKERTO – Keberadaan mata pelajaran (Mapel) Pendidikan Moral Pancasila (PMP), dinilai bisa meningkatkan moral, sekaligus mendongkrak semangat nasionalisme di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, sebagian pihak mengusulkan agar mata pelajaran tersebut kembali diajarkan di sekolah.
Kepala SMP 5 Purwokerto, Sugeng Kahana, kemarin, mengatakan, saat ini sebagian guru di sekolah menginginkan agar keberadaan mapel PMP yang pernah diajarkan waktu dulu, kembali diberikan kepada peserta didik.
Keberadaan mata pelajaran ini, dinilai sangat efektif dalam menumbuhkan moral di kalangan peserta didik, sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.
”Kami sangat setuju manakala pemerintah benar-benar akan memasukkan lagi mata pelajaran PMP ke dalam struktur kurikulum di sekolah,” jelas dia.
Bahkan, kebijakan yang mewajibkan sekolah mengajarkan mata pelajaran PMP merupakan langkah yang tepat. Paling tidak langkah ini dapat digunakan sebagai upaya dalam membentengi peserta didik dari pengaruh negatif.
Dengan adanya mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila, menurut dia, maka setidaknya moral peserta didik akan terbina sejak awal. Mereka akan mendapatkan pemahaman dalam membentuk moral yang mengedepankan nilai-nilai Pancasila.
Selain itu, keberadaan mata pelajaran ini dinilai bisa digunakan untuk melawan paham-paham radikalisme yang sedang tumbuh di Indonesia.
Hal senada juga diungkapkan Kepala SMP 2 Baturraden, Tri Agus Hariyatno. Pihaknya mendukung bila mata pelajaran pendidikan moral Pancasila kembali diajarkan kepada peserta didik di bangku sekolah.
Penataran P4
Sebenarnya pendidikan moral Pancasila pernah dijadikan mata pelajaran di sekolah. Namu sejak era reformasi, keberadaan mata pelajaran tersebut dihilangkan.
Padahal dulu upaya untuk menumbuhkan semangat nasionalisme melalui kegiatan penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) sangat ditekankan. Bahkan setiap siswa baru, mereka diwajibkan untuk mengikuti kegiatan tersebut.
”Dulu setiap siswa wajib ikut penataran P4. Bahkan mereka harus hafal butir-butir P4 yang menjadi panduan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Keberadaan butir-butir P4 ini untuk membangun pendidikan karakter,” jelasnya.
Menurut dia, ada perbedaan terkait materi yang diajarkan dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diajarkan kepada siswa saat ini dengan mata pelajaran PMP.
”Kalau PKn materinya lebih banyak pada bidang tata krama kehidupan. Tapi kalau PMP lebih mengarah pada penguatan nilai-nilai nasionalisme,” tandasnya.(H48-20)