BANYUMAS-Sejumlah pengelola obyek wisata di Kabupaten Banyumas terus melaksanakan perketat protokol kesehatan bagi pengelola dan pengunjung. Apalagi meski libur lebaran telah usai, namun pengunjung masih ramai datang.
Protokol kesehatan itu antara lain memakai masker, menjaga jarak, mengurangi kerumunan, mencuci tangan. Terkait hal itulah sarana prasarana yang mendukung upaya perketat protokol kesehatan diadakan lengkap pengelola wisata. Pengelola juga terus menyosialisasikan protokol kesehatan ini kepada pengunjung wisata yang hadir.
Pengurus LMDH Wonosari, Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, Salimudin (56) yang bersama anggota lain mengelola wisata Telaga Kumpe, di Dusun Pesawahan mengakui hal itu. Salimudin mengaku jika omset per hari sejak liburan lebaran lalu berkisar Rp 2 juta sampai Rp 3 juta.
“Untuk tiket masuk Rp 6 ribu dan parkir Rp 2 ribu untuk sepeda motor. Sementara untuk sewa perahu atau sampan Rp 5 ribu perorang. Karena Covid-19 masih ada, kita juga terus meningkatkan sosialisasi hingga fasilitasi sarana prasarana protokol kesehatan di tempat wisata ini,” katanya.
Pengunjung Telaga Kumpe asal Pekuncen, Taryono (42) mengaku mengunjungi Telaga Kumpe sebagai pilihan yang terjangkau usai mengikuti silaturahmi dengan teman guru. Meski pilihan wahananya cukup terbatas, namun keindahan dan panorama di Telaga Kumpe bisa menjadi pilihan.
“Di sini cukup menarik bagi yang ingin melepas penat, apalagi rutinitas pekerjaan sudah mulai dilaksanakan. Semoga ke depan banyak lagi wisata alami seperti ini,” jelasnya.
Kepala Desa Karangkemiri, Kecamatan Karanglewas, Nanang Martono juga menyatakan hal yang sama. Keramaian pengunjung di wahana wisata edukasi dan outbond Candi Desa Karangkemiri masih terjadi. Meski menjadi berkah, namun pengelola wisata tetap tidak lengah mengingat pandemi Covid-19 masih berlangsung.
“Alhamdulillah, meski ada larangan mudik, namun wisatawan warga lokal masih ramai mengunjungi. Semoga ke depan jadi lebih baik dan Covid-19 segera usai. Protokol kesehatan juga terus kita ketatkan sejak parkir, masuk, pengunjung harus mengecek suhu, dan di lokasi pengelola tetap gencar sosialisasi prokes lewat pengeras suara,” jelasnya.(san-3)