DI USIA 65 menjelang pensiun sebagai dosen, penyair Tengsoe Tjahjono meluncurkan buku antologi puisi “Pelajaran Menggambar Bentuk”. Buku berisi 65 puisi dan sketsa ini diterbitkan oleh SIP Publishing Purwokerto dan diluncurkan akhir pekan lalu secara daring.
“Di usia menjelang pensiun, supaya tidak stres saya menulis puisi. Tapi jabatan penyair tidak akan pernah ada pensiun, dan itu yang membuat saya merasa harus berumur lebih panjang lagi lewat jalan puisi ini. Itu membuat terus bahagia karena dikelilingi spirit menulis puisi,” kata Tengsoe.
(Baca Juga Gol A Gong: Pentingnya Keahlian Literasi)
Lebih lanjut, dalam keseharian, kadang-kadang ia tidak akrab dengan benda-benda di sekitarnya. Dianggap tidak ada padahal ada. Karena itu, dia menengok kembali dan memahami apa spirit yang dihadirkan benda-benda itu. Entah itu batu sungai dan sebagainya, agar semakin akrab dengan mereka yang dekat dengannya.
“Mengapa menggambar, saya berusaha melengkapi puisi dengan coretan. Bagi saya sket itu puisi visual dengan menggunakan komposisi garis bahkan warna,” katanya.
Tengsoe seorang sastrawan lahir di Jember, 3 Oktober 1958. Dia sekarang menjadi dosen di Universitas Negeri Surabaya dan pernah menjadi dosen Bahasa dan sastra Indonesia di Hankuk University of Foreign Studies, Korea (2014-2017).
Merekam Benda
Pada 2012 mendapat penghargaan dari Gubernur Jatim sebagai Sastrawan Berprestasi dan pada 2017, buku puisinya Meditasi Kimchi memperoleh Anugerah Sutasoma dari Balai Bahasa Jawa Timur.
Sementara itu, pembedahnya, Prof Lim Kim Hui dari Jurusan Melayu-Indonesia Hankuk University Korea mengatakan, puisi harus diubah bentuk dalam bentuk sketsa, sebab penyair berusaha merekam ingatan. Mengingat apa yang kita lihat lebih kekal dari pada apa yang kita dengar. Tulisan Tengsoe secara tidak langsung memberi peluang untuk melihat sekeliling dengan lebih dekat.
(Baca Juga Buku 1001 Guru Menulis Cermin Diluncurkan)
“Tengsoe berusaha merekam benda, peristiwa dan keadaan yang terlihat dan berlaku di sekitarnya supaya kekal dalam ingatan. Soal pesan puisi dengan sketsa apakah sama, itu menjadi hal yang lain lagi. Mungkin menarik lagi untuk diteliti dari dua pendekatan seni,” katanya.
Pada acara itu ditampilkan pembacaan sajak oleh penyair Kurnia Effendy, Isbedy Setiawan ZS, Heru Marwata dan Bambang Widiatmoko. Owner SIP Publishing, Indra Gunawan berbahagia karena bisa menerbitkan antologi puisi “Pelajaran Menggambar Bentuk” karya sastrawan Tengsoe Tjahjono. (ri-2)