Di sebuah sumur yang berjarak sekitar 300 meter dari Museum Pusaka Kalibening, Desa Dawuhan, Banyumas, lebih dari 200 tosan aji dan benda-benda pusaka lainnya dicuci.
Berbekal kemenyan, bunga hingga kain putih sebagai penutup, beberapa lelaki dan perempuan berpakaian adat Banyumas bertelanjang kaki menuju sumber mata air yang dikeramatkan ini.
Setelah pencucian selesai, benda-benda tersebut dibawa kembali ke Museum Pusaka untuk dijemur dan dihitung. Sesepuh adat dan juru kunci menafsirkan pertanda yang muncul saat menghitung jumlah pusaka.
Tradisi ini terbilang unik, jumlah pusaka dan jimat yang berada di tempat penyimpanan jumlahnya selalu berubah. Keberadaan pusaka juga kerap dikaitkan sebagai pertanda zaman.
“Jumlah pusaka dan jimat selalu berubah. Padahal selama satu tahun tempat penyimpanannya tidak pernah dibuka,” ujar Sutrimo, Pegiat Kelompok Sadar Wisata Desa Dawuhan.
Sejarah Pusaka di Kalibening
Keberadaan pusaka dan situs peninggalan sejarah perkembangan pusaka di Dusun Kalibening memang menjadi potensi budaya tersendiri yang dimiliki oleh Desa Dawuhan. Potensi ini bakal dikembangkan oleh pegiat wisata sebagai desa wisata tematik Desa Pusaka.
Sutrimo mengatakan, dari hasil penelusuran sejarah, Desa Dawuhan memiliki peninggalan perkembangan pusaka dari Kyai Empu Ngali Besari. Tokoh ini merupakan pembuat pusaka yang cukup tersohor di Jawa Tengah, pada masanya.
“Di Kalibening masih ada peninggalan wadah pencucian pusaka dan pembuatan pusaka peninggalan Kyai Empu Ngali Besari,” katanya beberapa waktu lalu.
Selain potensi tersebut, tradisi Jamasan Pusaka yang digelar setiap tahun bertepatan dengan bulan maulud di Desa Dawuhan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Ratusan warga dan pecinta budaya selalu tertarik menyaksikan pemberangkatan pusaka menuju Sumur Pesucen di komplek Makam Mbah Kalibening.
Baca : Awal Mula Tradisi Ujungan di Banjarnegara untuk Memohon Hujan
Melihat potensi ini, Sutrimo menyampaikan, Museum Pusaka yang berada di Dusun Kalibening, Desa Dawuhan akan dikembangkan lagi sebagai salah satu potensi daya tarik utama.
“Museum Pusaka sangat potensial dijadikan rujukan untuk para peminat pusaka, maupun masyarakat yang ingin mempelajari tentang pusaka masa lalu. Di museum ini juga tersimpan berbagai pengetahuan tentang pusaka yang bisa digali,” ungkapnya. [NS/YS]