KABUPATEN Banyumas dikenal sebagai salah satu daerah yang kaya dengan beragam kuliner uniknya. Mulai dari yang murah meriah, sampai yang supermahal.
Di Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, ada satu rumah makan yang menyediakan makanan yang harganya lumayan mahal. Menu spesialnya adalah Ikan Dewa.
Di masa lalu, ikan air tawar ini konon hanya dinikmati oleh para raja di Indonesia. Namun, sekarang ini ikan tersebut sudah memasuki tahap kepunahan. Oleh sebab itu, pengelola Resto Ikan Dewa berupaya melestarikan ikan tersebut.
“Resto ini satu-satunya di Indonesia yang berhasil melakukan breeding Ikan Dewa. Kalau yang lain kan hasil beli atau menangkap di sungai. Kami sempat memberikan pelatihan ke beberapa pihak lainnya. Namun, berjalan beberapa bulan, ikannya pada mati,” kata Muhammad Kurniawan, pengelola Resto Ikan Dewa, Sabtu (7/3).
Menurutnya, membudidayakan ikan spesial ini tidaklah mudah. Sebab, membutuhkan perhatian khusus untuk merawat ikan tersebut. Habitat asli ikan yang disebut juga dengan nama tambra ini berada di sungai. Sehingga membutuhkan penangkaran yang khusus, terlebih lagi ikan ini besarnya memakan waktu yang lama.
Untuk mencapai berat hingga 3-4 kilogram saja, pembudidaya ikan dewa membutuhkan waktu hingga empat tahun. Tidak hanya memberikan makan saja, beberapa aspek lainnya juga harus diperhatikan, seperti air, pakan hingga memeriksa kondisi ikan tersebut. “Konon ikan ini memiliki energi yang bagus. Dan memang pada zaman dahulu ikan ini hanya disajikan kepada para raja. Setelah dicek ikan tawar ini memiliki kandungan omega yang tinggi, untuk kecerdasan bagus, untuk daya tahan tubuh juga bagus,” kata pria yang akrab disapa Iwang ini.
Tidak Murah
Bagi penikmat kuliner yang penasaran, harus rela merogoh kocek lebih dalam. Sebab, harganya tidak murah, yakni Rp 1 juta per kilogram.
Namun, jika khasiatnya sebagus itu, harga ikan tersebut tidak akan menjadi masalah.
“Mau mentah atau sudah dimasak kita banderol harga segitu. Karena memang membutuhkan waktu lama untuk bisa mencapat bobot lebih dari satu kilogram. Kita penyajiannya ada pepes, pecak maupun sup. Kalau digoreng biasa malah tidak enak. Karena tekstur dagingnya banyak duri. Kalau di rumah makan kita jual per ons,” ujarnya.
Selain Ikan Dewa, resto yang tengah naik daun ini juga menyediakan minuman tradisional yang terbuat dari berbagai rempah-rempah.
Rasanya yang khas dan khasiatnya yang dikenal mampu meningkatkan kekebalan tubuh membuat penjualan minuman ini meningkat dalam satu bulan terakhir, sejak ramai virus korona.
“Penjualan meningkat sampai 10 persen, banyak pengunjung yang memesan wedang uwuh, katanya untuk meningkatkan kekebalan tubuh, biar terhindar dari virus korona,” ujarnya.
Wedang uwuh ini terbuat dari bermacam rempah, seperti jahe, cengkeh, kapulaga, temulawak, kayu manis,sereh dan jeruk nipis. Semua rempah dijadikan satu dan direbus bersama air.
Rasa manis khas keluar dari kayu manis dan aroma jahe serta kapulaga mengundang selera untuk diminum.
Iwang mengatakan, satu teko wedang uwuh dijual dengan harga Rp22.000 dan bisa dinikmati oleh 3-4 orang. Untuk bahan-bahan wedang uwuh, Iwang mengatakan, dipetik dari kebun sendiri.
Setelah mencicipi sup Ikan Dewa ini, Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono mengatakan, daging ikan ini terasa lembut di lidah. Bumbunya juga benar-benar terasa di lidah.
“Walau banyak durinya, tapi saya bisa makan kok. Enak ini,” tuturnya.(Nugroho PS-60)