PURWOKERTO – Pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan nilai sejarah manuskrip atau naskah kuno masih rendah. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus penjualan transkrip lawas tersebut kepada kolektor di pasar gelap.
Peneliti Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Ery Agus Kurnianto mengatakan, masyarakat umum yang menemukan naskah kuno ini sering menjualnya ke sembarang pihak. Alasannya, tuntutan ekonomi.
“Ada rasa miris terhadap masyarakat di Indonesia yang sering menemukan naskah kuno, ternyata kalah dengan kepentingan material, banyak manuskrip yang berpindah tangan terutama ke negara lain. Seperti naskah-naskah Melayu di Sumatera banyak lari ke negara Jiran (tetangga),” ujar Ery pada webinar Preservasi Naskah Kuno yang digelar Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Dinarpusda) Banyumas secara daring, Kamis (20/5/2021).
Manuskrip, kata dia, sangat penting untuk diindentifikasi. Selain sejarah, naskah ini berisi banyak nilai, mulai dari ilmu pengetahuan sampai potret kehidupan masa lampau.
(Baca Juga: Menziarahi Makam Syaikh ‘Abdush Shomad, Jombor, Cilongok, Banyumas)
Pada umumnya naskah kuno dari berbagai daerah di Nusantara dibuat dari bahan yang bersifat biologis seperti daun lontar. Oleh karena itu, sangat rawan koyak.
Pelestarian
Dalam pemeliharaan manuskrip, terdapat langkah preservasi. Kegiatan ini sebagai salah satu kegiatan dalam unsur pelestarian.
“Preservasi yang itu tahap yang sangat penting, kompleks dan sangat membutuhkan dukungan lebih. Seperti unsur manajemen, tenaga, lab dan dana,” kata Kepala Balai Bahasa Provinsi Jateng, Ganjar Harimansyah.
Sementara itu, Pustakawan Dinarpusda Banyumas, Fuad Zein Arifin mengatakan, acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang manuskrip kuno kepada khalayak. Selain itu webinar ini menjadi upaya melestarikan manuskrip lokal Banyumas.
“Kami sedang berusaha mengangkat naskah kuno yang masih ada di Banyumas, agar tidak punah, menyosialisasikan tentang pentingnya manuskrip ini kepada masyarakat dan pemerintah. Alhamdulillah, seperti kemarin ada masyarakat yang menyerahkan lembaran manuskrip kepada kami,” terang Fuad. (mg01-2).