PURWOKERTO, suarabanyumas.com – Pemkab Banyumas diminta bijak dan cermat dalam menyikapi insiden pecahnya jembatan kaca ‘The Geong’ yang menelan korban. Terutama, terkait kebijakan menutup obyek wisata berisiko, hingga wacana sertifikasi dan kejelasan petunjuk teknis lainnya.
Demikian disampaikan Pengelola DTW Baturraden Adventure Forest, Wiwit Yuni Hartono (37), mengaku butuh sekali petunjuk dan sosialisasi mana saja yang harus disertifikasi.
“Mana saja yang harus disertifikasi. Termasuk bagaimana misalkan wisata susur sungai dan lainnya. Harus ada pelatihan khusus critical rescue, dan diarahkan agar bagaimana menjadi operator yang aman,” katanya.
Wiwit meminta pemkab dan dinas terkait cermat mengambil kebijakan. Tidak asal menutup dan latah hanya karena ada satu obyek wisata yang terjadi insiden. Terlebih, katanya, dia menilai peran teknis dinas terkait kurang terlihat berkesinambungan.
“Yang jelas, kalau hanya menutup itu bukan solusi. Harus dipikirkan juga solusi terbaik jangan sampai malah menambah banyak korban, secara ekonomi. Istilahnya, hanya karena nila setitik rusak susu sebelangga,” tegasnya.
Dampak dari kejadian pecahnya kaca jembatan The Geong Limpakuwus sangat berpengaruh ke kunjungan wisata di Banyumas. Seperti misalnya disampaikan Pengelola objek wisata Safari See To Sky, Prayit. Dia mengaku tingkat kunjungan turun 20 sampai 30 persen.
“Turun kira-kira 200 orang per harinya, karena kita juga ada wahana jembatan kaca, kita sudah 2 lapis jembatan kacanya,” imbuhnya.