BANYUMAS, suarabanyumas.com – Pemilu 14 Februari 2024 tinggal menghitung hari. Segala sesuatu bisa terjadi termasuk potensi kecurangan. Untuk itu, semua elemen diminta aktif mengawasi jalannya tahapan pemilu. Tidak terkecuali masyarakat desa hutan dan pelajar.
Demikian disampaikan Anggota Bawaslu Banyumas Kordiv Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas, Rani Zuhriyah (6/2/2024). Rani gencar sosialisasi ‘pengawasan partisipatif’, masing-masing di SMA Muhammadiyyah dan Dusun Prangkokan, Desa Kutaliman, Kedungbanteng, Banyumas.
“Dalam satu hari kami sosialisasi pengawasan partisipatif dengan ratusan siswa SMA Muhammadiyyah 1 Purwokerto. Dilanjut dengan masyarakat desa hutan seperti buruh tani, pedagang kecil, hingga pemuda desa,” katanya.
Kepada pelajar, Rani minta supaya jangan mudah terporvokasi dan kemakan hoax (berita bohong). Mengingat, gen-z pelajar begitu lekat dengan gawai. Seperti diketahui, salah satu kelemahannya adalah banyak berita tidak valid (post truth).
“Untuk masyarakat desa hutan, kami himbau jangan termakan money politic. Dan, ayo aktif ikut mengawasi berbagai pelanggaran pemilu. Kalau ada potensi kecurangan, foto, laporkan atau sampaikan ke PKD,” kata Rani menberikan contoh.
Lebih lanjut, Rani yang alumnus UIN Saizu Purwokerto tersebut berharap pengawasan kian massif dan dilakukan semua elemen. Karena faktanya, Bawaslu tidak bisa bekerja sendiri. Meskipun saat ini komponen struktur Bawaslu sudah sampai kecamatan (Panwaslucam), PKD (desa) dan terbaru sudah ada Pengawas TPS (PTPS) se Banyumas.
Ketua Panwaslucam Kedungbanteng, Ricky Giantoro berterimakasih Bawaslu berkunjung ke Prangkokan, Kutaliman. Menurutnya, ini adalah wilayah ‘khusus’ cenderung terisolir. Dalam satu dusun pull jadi satu TPS dengan sekitar 250 pemilih (DPT).
“Karena satu wilayah dijadikan satu TPS, memang berpotensi mudah dikoordinir, dikendalikan kepentingan politik. Semoga dengan sosialisasi pengawasan partisipatif ini warga semakin sadara dan aktif ikut mengawasi,” harapnya.