PURWOKERTO – Pemkab Banyumas tengah menyiapkan pembangunan sub terminal agrbisnis (STA) berskala luas di wilayah Kecamatan Ajibarang.
Hal ini mengingat, sebelumnya di wilayah tersebut sudah ditetapkan sebagai STA pisang, di mana buah tersebut telah ditetapkan sebagai salah satu komoditas unggulan Kabupaten Banyumas.
Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Banyumas, Sulistyawati mengatakan, rencana pembangunan STA berskala luas ini diawali dengan melakukan studi kelayakan (feasibility study) yang saat ini sudah berjalan.
Baca Juga : Juara Video Konten Moderasi Beragama Terima Penghargaan
“STA Kabupaten Banyumas berada di wilayah Kecamatan Ajibarang, karena di sana sudah berjalan perdagangan komoditas pisang,” katanya saat memandu paparan akhir tim kajian STA Kabupaten Banyumas, di ruang pertemuan Bappeda, Senin (31/10/2022).
Proyek Strategis Nasional
Menurutnya, kajian ini menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 79 tahun 2019 lalu, di mana dari tujuh proyek strategis nasional, salah satunya adalah pembangunan sub terminal agribisnis.
Pemerintah pusat sudah menyiapkan anggaran sekitar Rp 50 miliar, dan pembangunannya bisa dilaksanakan sampai tahun 2024.
“Kebetulan tahun 2003, Banyumas sudah ditetapkan menjadi STA pisang. Namun alokasi anggaran baru untuk pergudangan dengan lokasi di Pasar Ajibarang. Padahal fungsi STA tidak hanya mengatur soal perdagangan saja. Makanya sekarang kita lakukan kajian,” terangnya.
Dijelaskan, keberadaan STA berskala luas, selain untuk pelayanan konsumen (perdagangan), juga berfungsi pelayanan ke produsen, pembinaan peningkatan mutu produksi sesuai permintaan pasar.
Termasuk sebagai pusat informsi, promosi dan pelatihan peningkatan sumber daya manusia.
Perdagangan komoditas pisang yang sudah berjalan di Pasar Ajibarang, selain menampung dan melayani dari lokal Banyumas dan sekitarnya, juga menampung dari Banjarnegara, Tegal, Semarang, Pati dan Jawa Timur.
Termasuk dari Pulau Sumatera seperti Palembang.
Baca Juga : Pimpinan Baznas Dilantik Ini Susunannya
Untuk distribusi, juga sampai keluar kota, seperti Semarang, Yogyakarta, Solo, Ciamis, Bandung, Jakarta, bahkan hingga Bali dan Batam.
Luar Banyumas
Analis kebjakan dari Bagian Litbang Bappedalitbang Banyumas, Atik Mugiarti menambahkan, berdasar data dari Dinas Pertanian dan Tanaman pangan, dalam sehari barang yang keluar masuk sekitar 150 ribu tandan.
Dari jumlah itu, paling banyak disuplai dari luar Banyumas. Untuk jumlah pedagang saat ini sebanyak 150 orang dan tenaga angkut 85 orang
“Kalau dari Banyumas sendiri, setahun produksinya sampai 320 ton. Masukan dari dinas, STA pasang yang sudah ada, yang perlu ditingkatkan sarana dan prasarana seperti jalan, tempat ibadah, drainase dan tempat sampah,” katanya.
Ke depan, keberadaan STA tersebut tidak hanya pisang, namun bisa untuk menampung komoditas lain, baik pertanian dan perkebunan. Mengingat di Banyumas juga ada komoditas agribisnis, yakni buah durian.
Ketua tim kajian STA Kabupaten Banyumas, Dr Refius Pradipta Setyanto memaparkan, rencana lokasi STA yang lebih representatif tetap berada di komplek area pasar.
Namun lokasinya tidak di lokasi pasar pisang yang ada saat ini. Lokasinya masih di tanah aset milik pemkab.
“Arah rekomenasi lokasi di sebelah barat terminal, karena itu masih masuk aset miik pemkab,” katanya.
Rancangan pembangunan STA tersebut, kata dia, disiapkan untuk jangka panjang dengan fungsi yang lebih luas, tidak hanya orientasi bisnis semata.
Termasuk adanya fasilitas pendukung yang lebih lengkap. Sehingga perhitungannya, kata dia, tidak hanya dari aspek ekonomi, investasi, namun juga terkait infrastruktur dan pengembangan pasar, serta aspek
lainnya.
Baca Juga : Asman Toga Rade Dinilai Ini Aspek Penilaiannya
“Penerapan sistem STA pada sektor komoditas pisang sangat membantu
petani dalam penjualan hasil panen. Potensi ini sangat besar di Banyumas. Namun berjalannya waktu kondisi fisik STA pisang di
Ajibarang dengan bangunan gudang terbuka saja, msih sangat membutuhkan pembaharuan.,” terang dosen Fakultas ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsoed ini. (aw-7)