PURBALINGGA – Sebanyak 1.801 rumah tangga kurang mampu yang belum berlistrik di Purbalingga, mendapatkan program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) dari Pemerintah.
Secara nasional, program BPBL menyasar 80.000 warga miskin yang sampai saat ini belum mendapatkan aliran listrik.
Bantuan itu merupakan hasil raker Menteri ESDM dan Komisi VII DPR RI.
“Untuk Jawa Tengah mendapatkan 9.332 titik, tersebar di 17 daerah. Untuk Kabupaten Purbalingga mendapatkan terbanyak 1.801 titik,” kata Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, MP Dwi Nugroho, saat peresmian program BPBL di Desa Bumisari Kecamatan Bojongsari, Senin (31/10/2022).
Baca Juga : Bantuan Korban Tanah Bergerak di Purbalingga Terus Mengalir
Menurutnya, saat ini masih banyak masyarakat yang tinggal di pedesaan belum mendapatkan aliran listrik di rumahnya. Padahal jaringan PLN sudah terdapat di daerah itu.
Nugroho menambahkan, hingga 23 Oktober 2022 dari jumlah yang yang sudah diajukan telah tersambung sebanyak 6.112 rumah tangga di Jawa Tengah.
Berkomitmen
Pihaknya bersama PLN berkomitmen untuk menuntaskan penyelesaian penyambungan listrik program ini hingga akhir tahun anggaran 2022.
“Tahun 2023 direncanakan akan bertambah penerimanya menjadi 83.000, untuk kriteria penerima calon penerima merupakan warga terdaftar dalam DTKS, berdomisili di daerah 3T atau layak menerima BPBL berdasarkan validasi dari lurah atau pejabat setingkat desa,” jelasnya.
Baca Juga : Purbalingga Gelar Apel Pengamanan Pilkades
Anggota Komisi VII DPR RI, Rofik Hananto yang hadir meresmikan program itu mengatakan, BPBL merupakan amanat pemerintah, agar seluruh masyarakat Indonesia dapat merasakan listrik.
“Masih ada yang belum teraliri listrik, rata-rata nyambung ke tetangga, itu jelas berbahaya,” kata Rofik anggota DPR RI dari Dapil Jawa Tengah 7 itu.(rif-7)