PURWOKERTO – Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terkait penyebaran virus korona, peserta kegiatan study tour atau outdoor school yang diselenggarakan sejumlah sekolah di Kabupaten Banyumas dan Cilacap ke Pulau Bali, dipulangkan lebih awal.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X (Banyumas dan Cilacap) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Tohar melalui Kasi SMA dan SLB Yuniarso K Adi, kemarin, mengatakan, setidaknya saat ini ada tiga SMA yang mengadakan kegiatan outdoor school ke Bali.
Sekolah tersebut antara lain SMA 3 Purwokerto, SMA 1 Banyumas, dan SMA 2 Cilacap. Mereka yang mengikuti kegiatan ini merupakan siswa kelas X dan XI dengan didampingi sejumlah guru pendamping.
Namun untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan lantaran sekarang sedang terjadi penyebaran virus korona, mereka dipaksa pulang lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya.
”Para guru yang mendampingi sudah kami hubungi dan kami paksa agar mereka segera pulang dan sekarang dalam perjalanan pulang,” ungkap dia.
Para peserta kegiatan tersebut ada yang berangkat Jumat (13/3) lalu dan semestinya baru akan pulang Selasa (17/3) ini. Namun dengan mempertimbangkan banyak hal, akhirnya mereka diminta untuk segera kembali.
Sebelumnya juga ada sejumlah sekolah yang sudah pulang dari kegiatan outdoor school di Pulau Bali. Di antaranya SMA 1 Patikraja dan SMA Sumpiuh.
”Sejak kemunculan kasus virus korona, kami sudah meminta pihak sekolah agar menunda kegiatan outdoor school ke Bali. Kami juga sudah meminta orang tua siswa yang akan berangkat outdoor school agar membuat surat pernyataan sebelum berangkat,” terang Yuniarso.
Dia menambahkan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah prosedur penanganan ketika para peserta outdoor school tiba di sekolah. Di antaranya seluruh penjemput siswa tidak boleh ada yang masuk ke aula sekolah.
Saat bus pembawa rombongan siswa masuk ke sekolah, tidak boleh ada yang turun terlebih dulu. Pihak pertama yang diperbolehkan turun adalah sopir dan kernet yang menata tas untuk disterilkan. Setelah itu siswa dan kru turun satu per satu untuk mengambil barang bawaan yang kemudian disterilkan.
”Setelah proses desinfektan selesai, kemudian dilakukan proses skrining terhadap suhu badan. Kalau yang suhunya lebih dari 37,5 akan mendapatkan obat. Sedangkan yang lain diperbolehkan pulang dalam pemantauan 14 hari ke depan,” pungkasnya.(H48-20)