CILACAP – Kemunduran awal musim hujan di Kabupaten Cilacap, tahun ini berdampak pada sektor pertanian padi di sawah tadah hujan. Mereka belum bisa menanam padi karena minimnya air.
Namun demikian, petani tidak tinggal diam, apalagi pasrah. Sebagian dari mereka tetap mengolah sawah meski kondisinya masih kering. Cara itu dilakukan, supaya bisa mempercepat masa tanam yang sudah kadung telat.
Potret ini dijumpai di sejumlah wilayah Cilacap, seperti Kecamatan Karangpucung, Ganrungmangu, sampai
Sidareja. Sebagian sawah tadah hujan yang masih kering di sana, kini sudah melewati proses pengolahan.
Seorang petani penggarap di Kecamatan Gandrungmangu, Ratno mengatakan, pengolahan sawah kering menjadi upaya percepatan tanam. Dengan begitu, ketika ketersediaan air sudah mencukupi tinggal
diproses tahap berikutnya.
“Pengolahan sawah yang masih kering ini jadi tahap awal. Nanti kalau air sudah memadahi tinggal diproses pengolahan lanjutan dan sebar benih. Jadinya nantinya bisa dipercepat tanam padinya,” kata Ratno beberapa hari yang lalu.
(Baca Juga: Petani Pilih Benih Padi Umur Pendek)
Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Gandrungmangu, M Santoso mengakui, adanya sejumlah petani yang sudah memproses pengolahan sawah kering tersebut.
“Bagi penggarap sawah tadah hujan, memang banyak yang kemudian melakukan pengolahan sawah kering,” kata M Santoso, saat dikonfirmasi Jumat (20/12).
Menurut dia, model pengolahan itu menjadi cara lain yang tergolong efektif dalam menghadapi kemunduran musim hujan.
“Saya rasa pilihan dari petani penggarap itu cukup efektif dalam mempercepat musim tanam. Karena kalau menunggu musim hujan tiba, prosesnya butuh waktu lama,” ujarnya.
Pengolahan Lanjutan
Berbeda ketika sawah sudah diolah dulu, meski dalam kondisi kering. Petani dapat membuat persemaian, untuk kemudian diproses pengolahan lanjutan dan tanam usai hujan rutin mengguyur.
“Sekarang-sekarang ini saja, untuk sawah tadah hujan sudah mulai ada yang ditanami padi,” tuturnya.
Merujuk data Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Gandrungmangu, total luas sawah di wilayah tersebut 4.560 hektare. Dari luasan itu, sekitar 1.300 hektare di antaranya merupakan sawah tadah hujan.
Senada disampaikan Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Karangpucung, Wasiran. Pengolahan sawah kering menjadi upaya percepatan tanam yang dilakukan petani penggarap di wilayahnya. Cara itu menjadi paling memungkinkan, ketika menghadapi kemunduram musim hujan.
“Kemunduran musim hujan itu berpengaruh sekali terhadap masa tanam padi terutama yang tadah hujan. Petani tidak bisa menanam padi karena minimnya ketersediaan air. Karena itu, pengolahan sawah kering banyak dilakukan petani, supaya bisa mempercepat tanam,” kata Wasiran, saat dikonfirmasi, Jumat (20/12).
Merujuk data Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Karangpucung, total luas sawah di wilayah itu 1.728 hektare. Dari luasan itu, 980 hektare di antaranya merupakan sawah tadah hujan. (tg-52)