PURWOKERTO-Pusat Studi Dakwah Komunitas Universitas Muhammadiyah Purwokerto (PSDK UMP) terus berikhtiar mengubah Kampung ‘kumuh’ Sri Rahayu di Kelurahan Karangklesem Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas menjadi Kampung Bermartabat dengan pendampingan dan pemberdayaan warganya.
Selama beberapa tahun terakhir intens didampingi tim PSDK UMP, kini banyak perubahan yang dirasakan warga setempat, yang mayoritas sebelumnya bekerja sebagai pengemis, pengamen, pemulung, PSK, waria dan pekerja kasar lainnya.
Ketua PSDK UMP, Bayu Kurniawan mengatakan, Kampung Sri Rahayu terdiri dua rukun tetangga (RT), dengan dihuni 250 KK atau 350 jiwa lebih. Dari jumlah itu, yang masuk kaum dhuafa ada sekitar 200 KK. Dari jumlah itu, sekitar 80 persen menjadi binaan PSDK UMP.
“Dari grafik yang ada, sekarang dari 350 jiwa ini, yang masih menjadi pengamen kurang dari 30 jiwa, begitu pula pengemis. Yang PSK tinggal dua, dan ini sedang dalam edukasi kita. Bahkan adawaria yang sudah bertobat dan sebentar lagi mau menikah,” katanya, saat acara pelayanan kesehatan gratis dan makan bersama Bupati Banyumas Achmad Husein dan Rektor UMP, Dr Anjar Nugroho, di kantor PSDK Kampung Sri Rahayu, Jumat (6/11/2020).
Pendampingan yang dilakukan selama ini, katanya, mulai dari penyelamatan pendidikan anak-anak di kampung tersebut sebagai langkah pemotongan mata rantai, supaya anak-anak tidak terjebak atau meniru sama atau meneruskan pekerjaan orang tuanya. Anak-anak disiapkan beasiswa dari SD sampai S1 selain Fakultas Farmasi dan Kedokteran.
(Baca Juga : 408 Mahasiswa Penerima Beasiswa UMP Dimotivasi Untuk Terus Berprestasi )
“Anak-anak juga kita berikursus gratis Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan mengaji. Di luar itu ada pelatihan digital marketing. Harapannya ini untuk pemotongan mata rantai, kalau anak-anaknya berpendidikan, akhlak aqidahnya mumpuni, mudah-mudahan sekian tahun yang akan datang, permasalahan ini bisa selesai karena tidak jadi penerus pekerjaan orang tuanya,” terangnya.
Selain itu, lanjut dia, ada program pembgerdayaan ekonomi, seperti diajari menjahit, perbengkelan, kursus IT dan Bahasa Inggris, juga ada program alih profesi.
“Jadi setelah kita latih seperti menjahit, produksi keset dan masker. Pendapatan mereka satu bulan bisa Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta per bulan. Kelompok tani, kelompok perikanan,” jelsnya.
Pelayanan Kesehatan
Untuk pelayanan kesehatan sekarang disiapkan setiap hari, sehingga bisa mempermudah tempat terjangkau. Karena kendalanya kebanyakan tidak memiliki sepeda motor. Sehingga pelayanan kesehatan didekatkan dengan lokasi kampung tersebut.
“Kita siapkan pelayanan kesehatan gratis dan tiap hari ada dokter praktik di sini dari Fakultas Kedokteran UMP,” ujarnya.
(Baca Juga : FK UMP Berikan Pengobatan Gratis Korban Banjir Kemranjen )
Bupati Achmad Husein mengatakan, perubahan Kampung Sr Rahayu ini karena ada banyak intervensi dari berbagai elemen yang peduli selama ini. Utamanya dari PSDK UMP. Pihak pemkab, katanya, juga terus melakukan intervensi. Seperti pembuatan saluran air bersih, mendapat prioritas untuk Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan pembuatan KTP, yang semula belum banyak yang memiliki karena mereka kebanyakan pindahan dari berbagai daerah.
“Sekarang sudah berubah, dulu tiap 10 anak yang sekolah hanya satu, sekarang tiap 10 anak yang sekolah ada 9, dan yang tidak sekolah satu. Selain itu yang sebelumnya tidak ber KTP sekarang sudah ber KTP,” katanya usai sarapan bersama.
Anjar Nugroho menjelaskan, pihaknya memberikan layanan gratis kesehatan bagi warga Kampung Sri Rahayu dan sekitarnya dengan menyiapkan dokter dari fakultas kedokteran, perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
“Pelayanan kesehatan berupa pengobatan dan pemeriksaan gratis dan mobil ambulan tidak hanya untuk warga Kampung Sri Rahayu tapi juga warga sekitarnya. Layanan ini kita siapkan tiap hari,” katanya. (aw-3)