CILACAP- Sekalipun sudah memasuki puncak musim kemarau, wilayah Kabupaten Cilacap masih diguyur hujan.
Hujan mengguyur wilayah Cilacap kota pada Senin (3/8) malam, hingga memasuki dini hari Selasa (4/8). Hujan dengan intensitas ringan, dan relatif singkat.
Tak hanya itu, wilayah Cilacap kota juga diguyur gerimis pada Selasa siang. Prakirawan Badan Meteoroligi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap, Rendi Krisnawan mengatakan, hujan inensitas ringan juga terjadi di sejumlah wilayah.
“Hujan ringan semalam di wilayah kota, dari pengukuran kami di kantor BMKG Cilacap, curah hujannya 0,6 milimeter dalam hitungan 24 jam. Sedangkan di Bandar Udara Tunggul Wulung, jumlah curah hujannya dua milimeter,” kata Rendi Krisnawan, dikonfirmasi SuaraBanyumas, Selasa (4/8).
Disampaikan Rendi, bahwa musim kemarau di Cilacap tahun ini cenderung lebih basah, dibandingkan tahun sebelumnya. Menurutnya, curah hujan tidak terlepas dari adanya fenomena La Nina lemah.
“Untuk saat ini ada fenomena La Nina, tapi dalam kategori lemah. Jadi suhu permukaan laut di wilayah Indonesia pada umumnya masih hangat. Tentu saja berpengaruh terhadap curah hujan,” kata dia.
Hanya, fenomena La Nina masuk kategori lemah, sehingga curah hujan relatif ringan atau gerimis. “Kalau kategorinya kuat, biasanya bisa menimbulkan hujan lebat,” ujar dia.
Mengacu prakiraan BMKG, curah hujan dalam bulan Agustus ini di Cilacap, umumnya masuk kategori rendah. Rata-rata potensi curah hujan antara 0-20 milimeter per dasarian.
“Jadi memang pada bulan Agustus ini, merupakan puncak musim kemarau. Musim kemarau dikatakan memuncak, ketika dalam bulan tersebut curah hujannya lebih rendah, dibandingkan bulan lain dalam satu musim kemarau,” kata dia. (tg-)