Purwokerto, suarabanyumas.com – Pusat Kajian Moderasi Beragama dan Pancasila UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, mengadakan kegiatan penguatan moderasi beragama di lima sekolah di Jawa Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan sepanjang bulan Januari 2025. Ketua Pusat Kajian, Turhamun, MSi memimpin langsung agenda penting tersebut.
“Kami berusaha menumbuhkan karakter dan sikap moderat sejak dini. Harapannya, para siswa dapat menjadi agen perubahan yang turut menjaga keharmonisan dan persatuan dalam masyarakat,” ujar Turhamun.
Kegiatan ini juga sekaligus menjadi media sosialisasi kampus UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto kepada seluruh peserta yang akan menempuh Pendidikan tinggi. Mengingat, saat ini tahapan Pendaftaran Mahasiswa Baru (PMB) sudah dimulai.
Dengan adanya kegiatan ini, kata Turhamun, diharapkan semangat moderasi beragama semakin mengakar di lingkungan sekolah dan masyarakat. Keterbukaan, penghargaan terhadap perbedaan, serta sikap toleran diharapkan tidak hanya menjadi slogan semata, melainkan benar-benar dipraktikkan dalam hidup keseharian pelajar, guru di lima titik sekolah tersebut.
“Kegiatan penguatan moderasi beragama ini disambut antusias peserta yang berjumlah 1000 siswa dari 5 sekolah. Di setiap sekolah, para siswa mengikuti pemaparan materi yang interaktif, diselingi dengan diskusi kelompok dan simulasi yang mendorong pemahaman lebih mendalam mengenai pentingnya saling menghormati perbedaan keyakinan,” katanya.
Adapun lima sekolah tersebut ada MAN 2 Banjarnegara, MAN 3 Cilacap, SMA Islam Andalusia, MAN 4 Kebumen, dan SMA Negeri 3 Purwokerto. Dalam kegiatan tersebut, hadir dua narasumber utama, yaitu Ahmad Yusuf Prasetiawan, M.Pd.I. dari Rumah Moderasi Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto, serta Subur Putra dari The Winner Institute Purwokerto.
Ahmad Yusuf Prasetiawan, M.Pd.I., menyebut penguatan moderasi beragama di lingkungan sekolah sangat penting karena sekolah merupakan tempat strategis untuk menanamkan nilai-nilai kebinekaan.
“Melalui moderasi beragama, kita ingin menciptakan generasi yang saling menghormati perbedaan, terbuka terhadap dialog, dan menghindari sikap ekstrem. Nilai-nilai seperti inilah yang perlu disebarluaskan di kalangan pelajar,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Subur Putra. Ia menjelaskan bahwa guru, siswa, dan seluruh ekosistem sekolah perlu bekerja sama dalam membangun iklim yang mendukung sikap moderat. “Kolaborasi antara guru, siswa, dan masyarakat sekitar sangat diperlukan. Jika semua pihak bersinergi, maka sikap saling menghargai dan toleransi akan tumbuh lebih kuat,” tutur Subur.