PURWOKERTO – Potensi seni budaya di Banyumas belum dikemas secara maksimal sebagai daya tarik wisata. Oleh karena itu, pelaku wisata dan komunitas kreatif perlu berkolaborasi untuk menciptakan wisata alternatif tersebut.
Penulis Nasir Tamara mengatakan, Banyumas memiliki generasi pelaku seni dan budaya yang kreatif. Selain itu, budayanya juga mempunyai karakter yang khas.
Meminjam istilah budayawan Ahmad Tohari saat berdialog beberapa waktu lalu, Nasir menyebut, Banyumas mempunyai kultur yang sangat tua dan tradisi yang hidup. Meski penguasa Jawa adalah Mataram, tetapi modal kultural Tlatah Penginyongan selalu hidup.
“Banyumas seperti orang-orang Jepang, punya daya tahan (budaya). Soedirman tetap memimpin perang walau sakit. Sekarang kita tidak bisa mengandalkan pemerintah, sebab mereka lagi bingung, menghadapi pandemi. Kultur (budaya) itu kan community based, kita harus berpikir apa yang bisa dilakukan bersama secara komunitas,” kata pengelola rumah kreatif Ndalem Natan Yogyakarta ini, saat berdialog bersama pelaku wisata, pemengaruh, pecinta keris dan pengelola objek wisata di Baturraden Adventure Forest Selasa (8/9) malam.
Menurutnya, internet memberikan peluang untuk memasarkan produk wisata, termasuk karya seni. Hanya dengan membuat dan membagikan video, semua orang di dunia bisa mengetahui kekayaan budaya maupun kesenian sebuah daerah.
(Baca Juga: Banyumas Kenalkan Seni Lengger Lanang)
“Kita harus mendidik banyak orang untuk bisa mengelola pariwisata, seni pertunjukkan yang ditampilkan dengan bagus. Buat video, film pendek, tari-tarian, tradisi yang tidak dikenal oleh banyak orang. Semacam film “Tilik” itu bisa diproduksi di Banyumas,” ucap mantan jurnalis ini.
Jatuh Cinta
Pelaku wisata, Bilwan Feriyanto mengaku meski tidak dibesarkan di Banyumas dia mengaku jatuh cinta dengan daerah Kota Mendoan. Sebab, dinamika pariwisata dan budaya di daerah tersebut sangat menarik.
“Kota lain, yang awalnya wisatanya kecil menjadi besar, tidak menjadi ramah. Banyak yang rusak. Sangat disayangkan kalau Banyumas nanti jadi seperti itu. Ini harus ada campur tangan budaya, gaya hidup, dan menentukan visi wisata ke depan,” tuturnya.
Menurut dia, pemerintah daerah maupun pelaku wisata tidak boleh terpaku untuk mengembangkan wisata dari segi fisik saja. Seni dan budaya Banyumas saat ini belum dikemas sebagai daya tarik untuk wisatawan.(K35-2)