BANYUMAS – Masih ingat kisah Dartam (58), warga Desa Pageraji Kecamatan Cilongok. Karena mengidap gangguan jiwa dan sering mengamuk, keluarganya memutuskan memasung di gubuk kecil belakang rumah selama 25 tahun.
Ia di pasung sejak umur 20 tahun, sekitar tahun 1990 hingga November 2015 lalu. Dan sejak awal 2016, pemasungan di lepas setelah ramai menjadi sorotan.
Setelah di lepas, ia menjalani perawatan di Bangsal Jiwa RSUD Banyumas dan di lanjut pendampingan dari Puskesmas setempat.
Pria paruh baya yang masih melajang ini, kini sudah kembali hidup normal bersama keluarga dan lingkungan sekitar. Keluarga tidak merasa takut dan cemas lagi. Begitu pula tetangga dan warga sekitar juga tidak kawatir bakal di ganggu.
Baca Juga : Asyik..Festival Kenthongan Kembali Digelar
Saat belum di pasung, Dartam suka mengamuk yang membahayakan keselamatan orang lain.
“Secara fisik kelihatan normal, cuma kalau di ajak komunikasi masih agak lambat menangkapnya. Sekarang sudah banyak kemajuan, sudah hidup normal, seperti yang lain,” ujar LPAS Widyaningrum saat menjenguk dan menyalurkan bantuan beras dan sembako dari Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Jawa Tengah, bersama sejumlah anggota PP Kabupaten Banyumas, Minggu (14/8/2022).
Kehidupan normal yang di jalani, katanya, sehari-hari sudah tidak suka marah-ramah atau mengamuk. Banyak membantu adiknya mencari kayu bakar (repek) untuk masak
gula kelapa.
Desa Pageraji memang di kenal sebagai pengasil gula kelapa terbesar di Banyumas. Adiknya, Kasiwen (54 tahun) jadi pedagang gula kelapa. Dartam kini tinggal bersama keluarga adiknya.
“Karena adiknya dagang dan perajin gula kelapa, ia sering membantu mencari kayu bakar. Tetangganya juga sering minta tlong,” tutur Ketua Bidang Kesehatan, Sosial dan Bencana Alam MPW PP ini.
Untuk hiburan, ia suka menonton televisi, terutama siaran berita. Dartam juga sekarang suka membuat aneka macam mainan anak-anak.
Mengawal Penanganan
Pegiat sosial dari Purwokerto yang akrab di sapa Buning ini lebih lanjut menceritakan, saat Dartam ramai di beritakan di pasung pihak keluarga, bersama Dr Estiningrum, Dosen Unwiku dan Pengurus Srikandi PP Banyumas ini, yang terlibat aktif mengawal penanganan Dartam.
Mulai di rujuk ke RSUD Banyumas (Bangsal Jiwa) sampai pemulangan setelah di rawat sekitar satu setengah bulan. Kemudian melakukan pendampingan lanjutan saat menjalani pemantauan berjalan pihak Puskesmas setempat.
“Beberapa tahun terakhir ini sudah lepas kontak dengan pihak keluarga, karena waktu itu saya anggap sudah bisa di rawat sendiri. Beberapa hari lalu, pihak keluarga silaturahami ke rumah, mengabari Dartam, sekarang sudah lebih baik. Makanya kami terus berkunjung balik kemarin,” terang dia.
Sebagaimana di ketahui, saat di pasung, Dartam hanya tinggal di bangunan berukuran 1×1 meter terbuat dari bambu. Bangunan itu juga di tempatkan di kebun belakang rumah. Karena kalau di lepas, suka mengamuk, berteriak-teriak dan suka menebang pohon atau membawa senjata tajam.
Baca Juga : Lomba Lawak Peang Penjol Digelar, Ini Pemenangnya!
Penuturan keluarga, Dartam saat remaja dan usia muda, di kenal banyak di sukai lawan jenisnya. Ia kerap gonta-ganti pacar.
Ia kemudian frustasi berat hingga mengalami gangguan jiwa, manakala cintanya di tolak seoarang gadis dari Desa Jatisaba Kecamatan Cilongok. Gadis itu menolak cinta, dan memilih menikah dengan pria lain.(aw-7)