PURWOKERTO – Pihak madrasah atau sekolah perlu melakukan komunikasi dengan orang tua siswa, terkait penarikan iuran SPP (Sumbangan Pengembangan Pendidikan) atau SOP (Sumbangan Operasional Pendidikan) saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dari rumah.
Seperti diketahui, saat ini kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah, menyusul berlangsungnya pandemi virus korona atau Covid-19.
”Sampaikan saja permasalahan yang sebenarnya ke orang tua peserta didik. Berikan penjelasan bahwa keberadaan SPP atau SOP saat kegiatan belajar mengajar dari rumah masih dibutuhkan,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Banyumas, Akhsin Aedi melalui Kasi Pendidikan Madrasah, Edi Sungkowo, Jumat (22/5).
Menurutnya, pihak madrasah perlu mengajak orang tua berkomunikasi dan diminta pendapatnya, terkait kebutuhan operasional madrasah yang sebenarnya. Diharapkan orang tua siswa merasa ikut memiliki dan bisa memahami.
”Berikan informasi ke orang tua dan minta pendapatnya bahwa madrasah berupaya memberikan pelayanan yang optimal, sehingga keberadaan SPP masih dibutuhkan dalam mendukung operasional madrasah,” jelas dia.
Langkah ini, kata dia, sudah diterapkan di sejumlah madrasah dan memberikan hasil yang positif. Namun demikian, ada pula madrasah yang masih enggan melakukan, lantaran sudah takut lebih dulu.
Padahal bila orang tua siswa diajak komunikasi, bisa jadi mereka bisa memahami dan tidak keberatan bila madrasah tetap menarik iuran SPP saat berlangsungnya belajar mengajar dari rumah seperti sekarang.
Terpisah Kasubag Tata Usaha Kemenag, Ibnu Asaddudin mengatakan, meski kegiatan pembelajaran berlangsung dari rumah, iuran atau sumbangan dari orang tua peserta didik yang selama ini digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran tetap dibutuhkan.
”Iuran SPP, khususnya di madrasah swasta semestinya juga masih tetap dibayarkan,” tandas dia. (H48-1)