AKTIVITAS mencatat menjadi hal yang tidak boleh dilewatkan dari kualitas proses belajar. Merujuk kepada teori Gagne, belajar yang berkualitas harus melalui 9 tahapan belajar yang baik. Jika dirumuskan secara singkat tahapan itu dimulai dari tahapan penerimaan konten, penguasaan, penyimpanan dan pengungkapan kembali. Pada tahapan penerimaan, strategi belajar dimulai dari proses memerhatikan, memahami dan mencatat.
Meski proses mencatat terdengar begitu sederhana tetapi sebenarnya esensi dari proses belajar siswa dimulai dari kegiatan mencatat yang baik dan efektif. Hanya, fakta di lapangan masih ditemukan sebagian siswa belum memahami bagaimana mencatat yang efektif.
Pada prinsipnya mencatat efektif mencakup beberapa hal. Yakni mampu mengidentifikasi gagasan utama dan hubungan antargagasan, memahami makna di balik gagasan tersebut serta mampu menyajikannya menggunakan bahasa kita sendiri (Adejumo & Ehindero).
(Baca Juga : Role Playing Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Siswa SD)
Konsep mencatat efektif di atas dapat memudahkan ingatan siswa dalam proses belajar, sepanjang prosesnya diikuti dengan tahapan belajar berikutnya, mulai dari aktivitas membaca kembali, pendalaman materi dan pada akhirnya dapat melakukan pemanggilan kembali ingatan-ingatan yang sudah tersimpan di memori jangka panjang.
Nah, berangkat dari kesenjangan tersebut, sebagai pendidik juga sebagai orang tua mestinya terketuk hati untuk turut serta mengintervensi perilaku mencatat yang baik dimulai dengan memperkenalkan salah satu format mencatat. Harapannya, keterampilan itu dapat dimanfaatkan oleh individu untuk melakukan proses belajar yang lebih baik.
Format Cornell
Format yang dimaksud adalah “Format Cornell”. Diperkenalkan oleh Walter Pauk dari Cornell University. Komponen mencatat dalam format ini, diperinci secara detail dalam penempatannya. Ada sejumlah poin yang disuguhkan dalam format ini. Mulai dari ‘Heading’ yakni mencatat sumber belajar, serta waktu pembelajaran; Essensial Question’ yakni mencatat pertanyaan yang merujuk pada ide pokok; ‘question’ yakni mencatat pertanyaan yang berfungsi sebagai kata penghubung dalam penjelasan ide pokok; dan ‘summary’ yakni mencatat kesimpulan.
Parameter yang digunakan untuk menarik kesimpulan menggunakan daftar pertanyaan. Format ini merupakan teknik mencatat terstruktur yang terbagi menjadi tiga bagian untuk menyimpan ide pokok, kalimat pendukung dan kesimpulan (Pauk dan Owens, 2011 dalam Broe, 2013). Format tersebut dapat diaplikasikan kepada siswa dalam mencatat kajian dari beragam sumber belajar.
(Baca Juga : Kompetensi Guru Bersertifikat di Era Disruptif)
Selain mudah dilakukan, format tersebut juga membantu siswa dalam mengelola catatan-catatan hasil belajarnya. Hal ini penting, mengingat proses belajar sifatnya berkesinambungan dan saling terikat antara satu materi dengan materi lainnya. Hal ini mengandung konsekuensi, bahwa hasil belajar harus memiliki dokumentasi, agar jejak kita dalam mempelajari konten tertentu dapat di-recall untuk keperluan reinforcement atau reviu hasil belajar.
Demikian pentingnya strategi belajar yang dimulai dari proses mencatat yang efektif, maka tidak berlebihan kiranya, sebagai pendidik kita mulai memperkenalkan format cornell itu sedini mungkin. Diharapkan dengan strategi itu dapat meningkatkan kualitas proses belajar peserta didik. (ri-4)
Yosi Indrias Sari, SPd, Guru Bimbingan dan Konseling SMA N 1 Bobotsari.