PURWOKERTO-Dampak pandemi Covid-19 yang memukul sektor pariwisata di Banyumas membuat target pendapatan dari objek wisata yang dikelola Pemkab Banyumas harus dievaluasi. Pasalnya realisasi yang tercapai sangat jauh dari target yang dipatok dalam APBD.
“Untuk target pendapatan sudah dievaluasi, turun menjadi Rp 3,6 miliar. Tadinya sebelum ada Covid-19, sektor wisata ditarget Rp 12,6 miliar,” Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Azis Kusumandani, Rabu (16/12/2020).
Penurunan drastis tersebut, kata dia, karena sejak virus tersebut menyebar, pemerintah menerapkan penutupan objek wisata, karena ada kerumuman orang sehingga berpotensi untuk penyebarana Cpvid-19.
“Minggu kemarin sudah tercapai Rp 3,8 miliar. Sampai akhir tahun, kan dari evaluasi targetnya hanya Rp 3,6 miliar. Sekarang sudah terlampaui (Rp 3,8 miliar),” ujarnya.
(Baca Juga: Agenda Wisata Banyumas Dievaluasi )
Penyumbang Terbesar
Penyumbang pendapatan terbesar, kata dia, masih dari Lokawisata Baturraden dan Balai Kemambang. Dua objek wisata ini, sekarang sudah dibuka lagi. Namun diberlakukan prookol kesehatan yang ketat. Sistem pembayaran untuk tiket masuk, secara online. Tidak dilayani secara tunai atau manual.
“Tahun lalu melebihi target. dari target Rp 12,2 miliar, menjadi Rp 12,6 miliar atau ada kelebihan target Rp 400 juta,” ujarnya.
Azis menggambarkan, sisa waktu sampai akhir tahun, sulit diprediksi terkait kunjungan wisatawan. Pasalnya, pemerintah telah mencabut kembali rencana ada libur panjang. Sementara kasus Covid-19 masih muncul. Bahkan, Banyumas saat ini masih masuk zona merah.
“Kalau tahun lalu, mua liburan lebaran, berapa harinya sudah bisa diprediksi, berapa pendapatan yang akan masuk. Kalau sekarang sulit. Pas Baturraden kita buka kembali, untuk kunjungan Sabtu-Minggu, kita targetkan 3 ribu pengunjung tidak tercapai,” katanya mencontohkan. (aw-3)