PURWOKERTO-Sunarto (47) warga RT 1 RW 1 Kelurahan Kranji, Kecamatan Purwokerto Timur menemukan biawak ukuran besar yang mirip buaya di Sungai Kranji, Minggu (21/2) siang. Sebelumnya, warga sering memergoki satwa keluarga kadal berkeliaran di sejumlah saluran air dan Sungai Kranji.
Warga Kranji, Sentot (50) mengatakan beberapa kali ia bersama warga lain memergoki hewan pemakan daging itu di lokasi saluran air di tepi jalan ataupun melintas di jalan. Ukurannya cukup besar sehingga sering membuat warga kaget. “Makanya memang ada yang mencarinya karena memang ukurannya besar,” jelasnya.
Sunar menuturkan penemuan hewan sepanjang 2 meter dan berat sekitar 30 kilogram itu setelah ia melakukan perburuan bersama temannya Tofik (40) dan anaknya Riski (11). Awalnya jejak hewan ukuran besar yang beberapa kali ini terlihat menggunakan dua anjing pemburu miliknya.
“Seusai anjing kami dan anjing teman kami mengendusnya, kami langsung melakukan pengejaran. Akhirnya kami berhasil menangkapnya bersama dengan teman saya Tofik dan anak saya,” jelasnya saat berada di rumahnya Senin (22/2) siang.
(Baca Juga : Memperdagangkan Satwa Dilindungi, Warga Kedungbanteng Ditangkap )
Setelah mendapatkan satu biawak ukuran raksasa itu, Sunar jmendapatkan uga biawak ukuran kecil. Usai perburuan itu berhasil, kedua ekor hewan buruan itu pembeli langsung membawa hewa koleksi itu pulang ke rumah.
“Kebetulan tadi langsung ada yang datang ke sini dan membelinya Rp 300 ribu. Orang yang membeli itu adalah pemilik counter ponsel Blangkon . Sedang untuk ukuran yang kecil kami potong dan kami goreng. Untuk minyaknya juga kami sisihkan karena biasanya ada yang mencari untuk obat penyakit gatal. Minyak saya ambil dari lemak biawak saat kami memasaknya,” jelasnya.
Pembeli biawak, Simon Blangkon mengaku membeli kadal ukuran besar ini untuk koleksi satwa. Simon membeli karena ukurannya cukup besar dari biasanya. Selain biawak ia juga mengoleksi satwa lainnya yang dia tempatkan di rumah satwa di wilayah Baturraden.
“Di sana ada kuskus, biawak, ular, berang-berang dan sebagainya. Semua untuk koleksi kami sebagai bagian dari edukasi bagi anak-anak yang berkunjung. Jadi bukan untuk dipotong,” katanya. (san-3)