PURWOKERTO – Kabupaten Banyumas bertekad untuk bisa zero atau memutus mata rantai kelahiran thalasemia myor pada tahun 2023 mendatang.
Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, untuk mewujudkan itu maka semua orang wajib tahu tentang thalassemia agar bisa dilakukan pencegahan khususnya di dalam keluarga.
“Jangan takut bergaul dengan penderita karena tidak menular, karena ini sifatnya keturunan,” katanya, saat membuka acara jalan sehat tduli Thalasemia, di Alun-alun Purwokerto, Minggu (17/11).
Menurutnya, penjelasan ilmu kesehatan, thalassemia memang bukan merupakan penyakit menular dan bukan merupakan penyakit turunan serta dapat disegah sejak dini. Sampai saat ini, katanya, penderita thalassemia di Banyumas makin banyak, masih ada sekitari 400 orang menderita dan merupakan jumlah penderita terbesar di Jawa Tengah.
“Nantinya pemerintah daerah akan bekerja sama dengan KUA untuk mewajibkan pasangan yang akan menikah untuk memeriksa darahnya dulu sebelum menikah. Kita targgetkan tahun 2023 Banyumas sudah bisa zero thalasemia,” kata Husein.
Jalan sehat tersebut bagian dari pelaksanaan Bulan Thalasemia Banyumas telah dicanangkan pada awal bulan November yang lalu dijadwalkan akan terus berlanjut sampai dengan akhir bulan ini.
Pada kegiatan ini, juga dilakukan deklarasi bersama dengan membubuhkan tanda tangan sebagai komitmen semua pihak untuk mewujudkan Banyumas Zero Thalasemia tahun 2023.
Ruswandi, Pengurus Yayasan Thalassemia Indonesia (YTI) mengatakan, thalassemia adalah penyakit kelainan darah yang diderita sejak anakanak namun bukan penyakit menular dan bukan turunan serta bisa dicegah.
“Thalasemia ada tiga golongan, yang pertama adalah pembawa sifat, kedua adalah intermedia dan yang katiga adalah mayor. Hindari pernikahan antara pembawa sifat karena akan melahirkan penderita thalasemia mayor,” katanya. (G22-20)