BANJARNEGARA – Masyarakat Kabupaten Banjarnegara di imbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana longsor selama musim hujan ini.
Berdasarkan peta kerawanan bencana, sekitar 75 persen atau 199 desa di Banjarnegara masuk dalam zona merah bencana longsor.
Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto mengatakan, wilayah Banjarngara saat ini sudah memasuki musim hujan, sehingga kewaspadaan dan kesiapsiagaan harus di tingkatkan. Upaya mitigasi bencana perlu di lakukan untuk mengurangi risiko akibat bencana yang terjadi.
Baca Juga : Musim Hujan Bencana Longsor Terjadi di Banjarnegara
“Ada 199 desa masuk kategori risiko tinggi terjadi bencana tanah bergerak dan longsor,” katanya saat apel kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi di Alun-alun Banjarnegara, Jumat (23/9/2022).
Dikatakan, bencana alam sulit di prediksi, namun risikonya bisa di tekan dan di antisipasi. Pihaknya mengimbau masyarakat di wilayah rawan bencana untuk selalu waspada terutama saat curah hujan tinggi.
Edukasi
Dia juga meminta BPBD untuk terus melakukan edukasi serta penguatan mitigasi dan kedaruratan bencana kepada masyarakat.
Menurutnya, apel kesiapsiagaan bencana ini menjadi momentum bagi pelaksana penanggulangan bencana untuk melakukan sinergi dan konsolidasi semua unsur, antara lain Pemkab, TNI, Polri, dunia usaha dan unsur sukarelawan.
Apel ini juga untuk meningkatkan kesadaran serta gotong-royong seluruh elemen masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya bencana.
Kepala BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto menambahkan, sekitar 75 persen wilayah Banjarnegara masuk zona merah rawan longsor, terutama di wilayah utara dan wilayah selatan.
Baca Juga : Tangani Inflasi Banjarnegara Siapkan Bansos Rp 47 M
Sesuai informasi dari BMKG, mulai September hingga November wilayah Banjarnegara memasuki musim hujan.
“Kondisi ini harus di waspadai, terutama di zona merah. Kami bersama TNI, Polri dan sukarelawan akan melakukan patroli wilayah untuk mengecek kondisi kerawanan,” jelasnya.(cs-7)