PURWOKERTO – Sejak tahun 2010 lalu hingga skarang, tim dosen yang tergabung dalam Digital Forensik Center (DFC) Universitas Muhammadiyah Purwokerto mampu menagani sekitar 40 kasus yang terkait dengan kejahatan cyber atau dunia maya. Kasus-kasus tersebut yang ditangani pihak kepolisian di wilayah Banyumas dan sekitarnya.
“Ada sekitar 40 kasus (kejahatan siber) di kepolisian Banyumas dan sekitarnya yang mampu kita bantu. Sebagai kampus yang memiliki Prodi Teknik Informatika, punya tanggung jawab untuk membantu pemerintah, masyarakat dan pihak kepolisian dalam menyelesaian persoalan-persoalan yang perlu diselesaikan melalui sistem digital forensik,” kata Rektor UMP, Dr Anjar Nugroho, Sabtu (15/2), saat meresmikan DFC di Fakultas Tehnik dan Sains.
Menurutnya, pihak luar yang sudah menjalin kerjaama di antaranya kepolisian Banyumas, Purbalingga dan Kebumen dan sejumlah kejaksaan serta unsur pemerintah daerah.
“Ini (DFC) kalau di perguruan tinggi, ini yang pertama di Indonesia. Selama ini yang memiliki kan pihak kepolisian,” katanya.
Rektor menjelaskan, tim yang menangani di DFC ada 10 dosen yang sudah memiliki kemampuan terutama di bidang teknologi informatika (TI). Dalam bekerja, terutama saat dibutuhkan kemampuannya di kepolisian maupun di pengadilan, mereka tetap terikat dengan kode etik.
Sementara untuk kepentingan internal, kata Anjar, keberadaan DFC ini untuk pengembangan secara akademik terutama teknologi informatika. UMP sendiri, katanya, sudah memiliki Prodi Teknik Informatika yang sudah berdiri lama.
Keunggulan
“Kebetulan salah satu keunggulan di prodi ini adalah digital forensik. Sehingga DFC ini menjadi kebutuhan untuk kita siapkan,” ujarnya.
Ketua DFC UMP, Mukhlis Prasetyo Aji ST MKom menjelaskan, kasus yang mampu diungkap selama ini paling banyak kasus pornografi. Pihak kepolisian mulai memanfaatkan sejak tahun 2010, diawali penanganan kasus di Polsek Ajibarang dan saat di persidangan, pihaknya seagai saksi ahli terkait pelanggaran UU ITE.
“DFC ini sudah kita siapkan dua tahun yang lalu dan untuk pendidikannya kita siapkan hampir lima tahun yang lalu.” katanya.
Laboratorium unggulan forensik ini, katanya, nantinya akan berfungsi sebagai Center of Excellence yang memiliki tugas pokok, antara lain yakni pusat pengelolaan pengetahuan, dan pusat pembinaan jaringan nasional Perguruan Tinggi Muhammadyah (PTM). (G22-20)