PURWOKERTO – Jumlah lembaga kursus dan pelatihan (LKP) di Kabupaten Banyumas, saat ini mencapai sebanyak 125 lembaga. Dari jumlah tersebut tidak semuanya aktif. Bahkan Dinas Pendidikan setempat mencatat ada sekitar 50 lembaga yang kondisinya dinyatakan tidak aktif.
”Dari sebanyak 125 LKP tersebut yang masih aktif ada sekitar 75 lembaga. Sedangkan yang lain, yaknisekitar 50 lembaga bisa dikatakan hidup enggan, tetapi disebut mati juga tidak mau,” kata Kabid Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Triasih Kartikowati, saat mengikuti acara di SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) Purwokerto, kemarin.
Adapun jenis layanan kursus yang diberikan lembaga-lembaga tersebut cukup beragam, yaknimulai dari kursus komputer, tata rias pengantin, bahasa Inggris, setir mobil, dan lain sebagainya.
Menurutnya, ada sejumlah penyebab yang menjadikan keberadaan lembaga kursus dan pelatihan tersebut tidak aktif. Salah satunya minat masyarakat untuk belajar di lembaga tersebut memang mengalami penurunan.
”Ada beberapa jenis layanan kursus yang turun, termasuk salah satunya LKP yang membuka kursus asisten perawat jumlah peminatnya turun. Belum lagi layanan kursus yang lain,” terang dia.
Sebagian besar dari masyarakat lebih memilih ke lembaga pendidikan formal, seperti di sekolah kejuruan. Sebab, sejumlah sekolah kejuruan membuka program keahlian yang sama dengan layanan kursus yang dibuka oleh LKP.
Namun demikian, tidak semua jenis layanan kursus ditinggalkan masyarakat. Ada beberapa jenis layanan yang sampai sekarang masih mampu eksis dan banyak peminatnya. ”Ada beberapa yang sampai sekarang masih tetap bertahan dengan jumlah peminat yang banyak, seperti kursus komputer, kursus bahasa Inggris dan kursus-kursus yang lainnya,” tuturnya.(H48-60)