PURWOKERTO – Sejumlah agenda wisata, budaya dan tradisi di wilayah Banyumas pada bulan Maret-April ditiadakan. Pemerintah setempat telah mengimbau untuk meniadakan kegiatan yang bersifat mengundang kerumunan massa.
Kepala Seksi Nilai Tradisi Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Mispan menyebutkan, dari hasil pantauan sejumlah agenda tradisi tahun ini ditiadakan. Misalnya, pawai budaya Tawur Agung Kesanga dalam rangka Hari Raya Nyepi, Haul Syekh Makdum Wali dan kegiatan ziarah di Ndalem Santri Kutaliman.
“Untuk pawai budaya dan ogoh-ogoh saya sudah konfirmasi ke masyarakat adat setempat di Klinting. Hasilnya tahun ini ditiadakan. Untuk petilasan Syekh Makdum Wali pintu gerbangnya sudah digembok dan disegel, haul juga ditiadakan,” ujarnya, Kamis (19/3).
Meski demikian, kata Mispan, terdapat beberapa kegiatan tradisi yang tetap dilakukan oleh masyarakat adat. Contohnya prosesi Jaro Rojab di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon yang digelar pada 22 Maret mendatang.
Menurut dia, ritual mengganti pagar di sekitar Masjid Saka Tunggal dan Makam tersebut hanya melibatkan masyarakat adat setempat. Mereka juga melakukan tapa bisu tanpa berbicara satu sama lain.
“Di bulan April agenda Kungkum Banyu Wening di Desa Banjarpanepen, Sumpiuh dan Unggahan Banokeling di Desa Pekuncen, Jatilawang juga tetap dilangsungkan. Kalau menurut imbauan itu digelar setelah 14 hari masa pencegahan penyebaran korona,” jelasnya.
Sementara itu, tokoh adat sekaligus Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banyumas, Minoto Dharma mengatakan, pihaknya memutuskan untuk mendiadakan pawai budaya Tawur Agung Kesanga di Desa Klinting. Sebab, acara tersebut selalu dihadiri oleh ribuan orang.
“Tahun ini kami tidak menggelar,” ujarnya. (K35-52)