PURWOKERTO – Sebanyak 45 UMKM produk fesyen, kerajinan dan makanan olahan meramaikan Festival UMKM dan Ekonomi Syariah Eks Karesidenan Banyumas (FESMABI) 2019.
Puluhan UMKM itu terdiri dari 12 produk pakaian/fesyen (kain batik, lurik, ecoprint, pakaian jadi dan kulit), 32 produk makanan/food (keripik, roti, kopi, gula kelapa, sambal, dan aneka macam snack), 10 produk kerajinan (furnitur, aksesoris, jam kayu, dompet/tas dan sulaman).
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama tiga hari mulai Jumat (22/11)-Minggu (24/11) di Rita SuperMall Purwokerto. Selain UMKM binaan Bank Indonesia, pameran itu diikuti oleh UMKM binaan kabupaten di wilayah kerja, perbankan, dan pesantren, lembaga perizinan dan marketplace digital.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Agus Chusaini mengatakan, kegiatan ini sebagai salah satu upaya mendukung pengembangan UMKM dan Ekonomi Syariah di wilayah eks Karesidenan Banyumas.
Adapun tujuannya, untuk mendorong UMKM mengembangkan usahanya, sehingga hasil produksi dapat di ekspor. Mendorong UMKM untuk menggunakan sarana digital dalam proses bisnisnya, serta mendorong kemandirian ekonomi pesantren.
Dikatakannya, selain pameran UMKM, kegiatan ini diisi talkshow, business couching dan counseling. “Kami berharap acara ini menjadi event tahunan yang dapat dijadikan showcase UMKM dan ekonomi syariah di eks Karesidenan Banyumas,” katanya.
Selama menampilkan produk-produk UMKM, FESMABI juga menyediakan booth perizinan/lembaga seperti Bea Cukai, PLUT KUMKM Jateng, Loka POM, Asbisindo, Bank Surya Yudha, Tokopedia, dan OVO yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk melakukan konsultasi bisnis (business coaching).
Lebih lanjut Agus Chusaini mengatakan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto mendukung UMKM untuk memiliki sertifikasi halal bagi produknya. Adanya sertifikasi halal dapat mendorong pengembangan UMKM, yang pada gilirannya akan berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebab UMKM merupakan salah satu sektor yang memberi sumbangan besar terhadap ekonomi Indonesia. “Untuk itulah pengembangan UMKM perlu terus didukung, termasuk dalam industri halal, mengingat besarnya potensi pengembangan industri halal di Indonesia,” katanya. (H60-20)