BANYUMAS-KH Zaini Ilyas, kiai sepuh kharismatik pendiri Ponpes Miftahul Huda Pesawahan, Kecamatan Rawalo, Banyumas meninggal dunia, Selasa (24/11/2020). Berpulangnya kiai menantu dari Kiai Badawi, pengasuh Ponpes Ihya Ulummadin, Kesugihan, Cilacap itu membuat Banyumas berkabung.
Mbah Zen begitu ia akrab disapa, meninggal dunia pada pukul 14.30. Hal itu cukup membuat kaget dan kehilangan warga pesantren setempat. Apalagi meski telah sepuh, namun sang kiai masih aktif mengasuh dan mengajar santri.
“Simbah KH.Zaeni Ilyas anggenipun sedo piambakipun amargi nandang gerah biasa (Simbah KH Zaini Ilyas meninggal dunia karena sakit biasa,” Lanjut Rohiman, Santri Ndalem pesantren sempat.
Selanjutnya rencananya, prosesi pemakaman akan dilaksanakan pada Kamis (25/11/2020) sekitar pukul 10.00 di Komplek Pemakaman Pesantren Miftahul Huda Pesawahan.
(Baca Juga : Bangun Kemandirian, Pesantren Perluas Jejaring Ekonomi )
Bagi masyarakat yang ingin bertaziah silakan untuk datang saja, dengan catatan tetap mematuhi protokol kesehatan, memakai masker dan membawa hand sanitizer.
KH Zaini Ilyas adalah Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Rawalo. Suami dari Ibu Nyai Muttasi’ah binti KH Badawi (Pengasuh Pesantren Kesugihan). Putra bungsu dari pasangan KH Ilyas dan Nyai Hj Sholihah lahir di Persawahan pada 11 Januari 1926. Dari perkawinan dengan Nyai Hj Muttasi’ah Badawi, KH Zaini dikaruniai lima orang anak: Laelatus Shofiyah, Habib Mahfudz, Hanan Masykur, Ulul Albab, dan Umniyah Labibah.
Para putra dan puteri mendiang Mbah Zaen ini terbilang cukup sukses menjadi pengasuh pondok pesantren sekaligus di dunia politik. Hingga sekarang ini Ponpes Miftahul Huda (Mida) Pesawahan Rawalo ini juga mengembangkan pendidikan modern mulai dari tingkat PAUD hingga Perguruan Tinggi. Kewirausahaan juga dikembangkan di pesantren ini.
(Baca Juga : Konveksi Pesantrenpun Beralih Produksi Masker dan APD )
Sejumlah usaha mulai dari konveksi, laundry, penggilingan padi, pertanian, perikanan dan peternakan juga dikelola oleh pesantren ini. Hubungan kerjasama dengan pemerintah dan swasta juga terus terjalin baik. Hal ini menjadi bekal kemandirian pesantren dan keahlian tambahan untuk para santri yang ‘mondok’ di sini. (san-3)