PURWOKERTO-Selama empat tahun terakhir periode 2016-2020, kinerja pelayanan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Satria Kabupaten Banyumas khususnya jumlah pelanggan mengalami peningkat yang signifikan.
Peningkatan tersebut, di antaranya karena keberhasilan bidang teknik yang selama ini banyak berhubungan dengan kepentingan pelanggan dan masyarakat. Direktur Teknik Perumdam Tirta Satria, Wipi Supriyanto mengatakan, peningkatan kinerja ditandai kurna naik secara positif, di antaranya menyangkut cakupan pelayanan, yakni jumlah pelanggan naik ekitar 30 persen.
Seebelum periode 2016-2020, jumlah pelanggan sekitar 56 ribu lebih naik menjadi 87 ribu lebih atau kenaikannya hampir 30 ribu pelanggan baru (30 persen).
“Indikasi peningkatan pelayanan yang lain, terkait keluhan pelanggan juga menurun sekitar 4 persen dari seluruh pelanggan dalam setahun. Indikatornya dari jumlah komplain yang masuk menurun. Komplain yang utama terkait air keruh, tidak mengalir pada jam sibuk dan kebocoran,” terangnya, Selasa (1/12/2020).
Selain itu, lanjut dia, selama empat tahun terakhir ini, sumber produksi (debet air) juga mengalami peningkatan. Ini sejalan dengan penambahan jumlah pelanggan. Saat ini produksi air sebanyak 1.000 liter per detik per hari. Ini disuplai dari sumber mata air, air permukaan dan pengolahan sumur dalam.
“Tingkat kehilangan air juga sudah menurun sekitar 30 persen. Sebelumnya rata-rata setahunnya kehilangan air smapai 40 persen lebih. Ini kebanyakan kebocoran di saluran-saluran pipa lama,’ kata Wipi yang baru saja diperpanjang kontrak kinerja untuk masa jabatan 2020-2024 ini.
Dia mencontohkan, salah satunya di jalur pipa ACP (asbes) Ajibarang-Wangon yang sering mengalami kebocoran karena merupakan sambungan pipa lama. Hampir 60 persen pipa sambungannya sudah berumur tua.
“Kalau diganti harus disiapkan anggaran yang sukup besar karena panjangnnya sekitar 3 km. Kita upayakan perbaikan bertahap. Kalau ada kebocoran langsung kita ganti,” katanya.
Untuk menekan tingkat kebocoran atau kehilangan air, pihaknya sudah menerapkan distrik meter area secara bertahap. Artinya satu wilayah masuk dalam satu kantong pemantauan. Satu distrik mencakup antara 500-1,000 pelanggan.
“Ini memudahkan untuk mengukur kebutuhan air dalam satu distrik, termasuk airnya terdistribusi kemana saja dan berapa yang dibutuhkan,” terang Wipi.
(Baca Juga : Ini Upaya Perumdam Tirta Satria Jaga Kelancaran Air )
Kebutuhan ideal mencakup semua area pelanggan saat ini, katanya, dibutuhkan 225 distrik meter area. Saat ini baru terealisasi sebanyak 30 distrik. Untuk biaya pembelian alat untuk satu distrik sekitar Rp 60 juta.
“Contohnya di Perumahan Tanjung Elok dan Berkoh sekarang sudah tidak ada komplain, karena sudah dipasang alat ini,” katanya mencontohkan.
Jumlah pemasangan pipa, lanjut dia, juga mengalami penambahan sekitar 30 persen dari berbagai ukuran atau sekitar 520 km. Penambahan ini untuk memenuhi saluran pelanggan baru.
“Pesan Pak Bupati utamakan pelayanan. Tapi di rencana pengembangan bisnis Perumdam, cakupan pelayanan pelanggan masih kurang. Karena nilai kinerja kita akan berkurang jika tidak bisa menambah jumlah pelanggan,” ujar dia.
Target 36 Prosen
Karena itu, pada periode kedua masa jabatannya, dia menargetkan bisa tercapai 36 prosen dari jumlah penduduk Kabupaten Banyumas, saat ini sekitar 1,8 juta jiwa lebih. Sementara posisi cakupan jumlah pelanggan sampai saat ini baru tercapai 30
persen.
“Kalau dikalkulasi jumlah pelangganya harus terealisasi sebanyak 90 ribu pelanggan. Saat ini kan baru sekitar 87 ribu lebih,” katanya.
Target tersebut, kata dia, di antaranya akan dipenuhi melalui program sambungan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Tahun ini sudah ada penambahan sebanyak 3 ribu. Sedangkan tahun 2021 direncanakan sebanyak 5 ribu SR MBR.
“Masih ada lima kecamatan yang belum kita cakup. Yakni Kecamatan Tambak, Kebasen, Rawalo, Lumbir dan Gumelar. Tahun ini yang sudah jalan di wilayah Tambak sudah dipasang jaringan dan sudah mulai ada SR,” terangnya.
Karena kinerja pelayanan naik, jelas dia, secara otomatis pendapatan jjuga meningkat. Rata-rata pendapatan dari penjualan air bersih per bulan sekitar Rp 7 miliar. Laba bersih setahun ini sekitar Rp 5 miliar sampai Rp 7 miliar.
“Tahun 2021, rencana anggaran keuangan (target) sekitar Rp 40 miliar. Kalau rata-rata penjualan air sebulan tercapai Rp 6 miliar sampai Rp 7 miliar, kita optimis target itu bisa tercapai tahun depan,” tandas dia. (aw-)