CAPAIAN kinerja kepemimpinan Bupati Banyumas Achmad Husein dan Wakil Bupati Sadewo Tri Lastiono yang menonjol lain dan manfaatnya sudah masyarakat rasakan adalah penanganan sampah.
Di tahun 2018 akhir, masalah sampah sempat menjadi problem, hingga timbul protes-protes kelompok masyarakat.
Setelah itu, Husein-Sadewo membuat gebrakan inovasi dengan memperbanyak lokasi hanggar dan mesinnya (pengolahan sampah berbasis komunal atau berbasis lingkungan).
Termasuk untuk penampungan skala besar, kini dalam tahap akhir pembangunan. Yakni TPA Berbasis Lingkungan dan Edukasi di Wlahar Wetan Kecamatan Kalibagor.
”Sebelum kita bangun sekitar 24 titik lokasi hanggar dan TPABE, tiap hari sampah yang harus kita buang ke TPA ada 134 truk. Sekarang tinggal 25-30 truk per hari,” ungkapnya.
Baca Juga : Kurangi Sampah, Pemkab Banyumas Kembali Operasionalkan 6 TPST
Menurut dia, bisa terbayangkan saja, jika satu truk mengangkut 7 meter kubik atau 4 ton sampah. Dulu sekitar 400 ton per hari, sekarang tinggal 80-90 ton saja per harinya.
Keberhasilan penanganan sampah ini, menurut Bupati, pihaknya kini sering menerima studi banding dari sejumlah daerah lain. Bahkan secara nasional mendapat pengakuan pemerintah pusat.
Atas capaian kinerja ini, dalam waktu dekat, ia menerima permintaan presentasi soal penanganan sampah di Jakarta.
Baca Juga : Dharma Wanita Banyumas Diedukasi tentang Penanganan Sampah
”Bagi pusat ini ajaib. Kok bisa penanganan sampah dari 134 truk, bisa berkurang menjadi 30 truk per harinya,” ujarnya.
Jadi Mundur
Husein juga mengakui, dampak pandemi dua tahun ini, beberapa program unggulan juga belum berjalan maksimal.
Untuk mengentaskan pengangguran dan kemiskinan, sedianya bakal di bangun kawasan industri di wilayah Wangon-Ajibarang, namun akhirnya tertunda. Padahal lahan sudah disiapkan sekitar 50 hektare.
”Awalnya kita sudah komitmen dengan para pengusaha garmen, karena ada sekitar 50 ribu tenaga kerja bakal terserap. Gara-gara pandemi, jadi mundur. Harusnya sudah jadi tahun 2022. Ini jadi mundur sampai tahun 2025,” cerita dia.
Proses kawasan industri ini, katanya, awalnya sukses memanfaatkan kembali eks pabrik gula Kalibagor menjadi perusahaan garmen. Perusahaan ini menyerap sekitar 600 tenaga kerja lokal.
Untuk menyongsong pendirian kawasan industri itu, katanya, Pemkab Banyumas telah mendirikan kantor perwakilan di Bandung. Ini untuk menggaet pengusaha-pengusaha di wilayah tersebut, dengan kantor di Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API).
Untuk menuntaskan masa kepemimpinan sisa dua tahun ke depan, Husein optimis target untuk pemulihan atau pertumbuhan ekonomi dan peningkatan indek pembangunan manusia tercapai.
Untuk pertumbuhan ekonomi targetnya harus tercapai di atas 5,5 persen. Dua tahun pandemi, turun drastis hingga 1,8 persen. Saat situasi normal, antara 6,8-7 persen per tahunnya.
Baca Juga : Banyumas Barat Disiapkan Jadi Kawasan Industri
”Untuk menggenjot ini, sektor pariwisata kita optimalkan dengan dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional). Kita dapat pinjaman sekitar Rp 191 miliar. Yang lain belum bergerak, saya sikat saja pinjaman ini (PEN), dan akhir tahun pembangunananya harus selesai,” katanya.
Untuk peningkatan indek pembangunan manusia, kata dia, fokus ke penanganan masalah pendidikan, ketahanan pangan, kesehatan dan daya beli masyarakat, hingga ada di semua bidang.(Agus Wahyudi-7)