CILACAP – Daerah terdampak kekeringan di sejumlah wilayah Cilacap bagian barat perlahan mulai diguyur hujan.
Pada Jumat pagi (11/10), hujan mengguyur wilayah eks distrik Majenang, seperti Karangpucung, Cimanggu dan sekitarnya. Meski dengan intensitas ringan, warga mengharapkan bisa menjunjang ketersediaan air.
“Hujan yang turun memang dengan intensitas ringan, tentu tidak secara langsung berpengaruh terhadap ketersediaan air. Tapi diharapkan, ketika ke depannya (hujan) lebih intens, nantinya bisa menunjang ketersediaan air terutama di sumursumur,” kata warga Desa Karangpucung, Yanto.
Harapan yang sama disampaikan warga lainnya, Witem. Meski masih dengan intensitas ringan, hujan diharapkan membawa keberkahan ke depannya.
“Mudah-mudahan hujan membawa berkah, sulit air perlahan bisa teratasi,” kata dia.
Merujuk data BPBD Cilacap, Desa Karangpucung menjadi satu dari sejumlah desa yang wilayahnya terdampak kekeringan di Kabupaten Cilacap.
Kedatangan hujan juga menjadi kabar baik bagi sektor pertanian. Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Cimanggu, Roch Darjito mengatakan, sektor pertanian tengah bergeser dari tanam palawija menuju ke tanam padi.
“(Tanam) palawija sudah berakhir dan tentunya tengah bersiap menyambut masa tanam padi. Hujan ringan saat ini tidak otomatis, tapi kalau intens ke depan tentu membantu untuk pengairan sawah terutama yang tadah hujan,” kata dia.
Merujuk data Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Cimanggu, luas sawah di wilayah tersebut 3.288 hektare. Dari luasan itu, sawah tadah hujannya mencapai 2.000 hektare lebih.
Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo menyampaikan, perkembangan musim saat ini masuk masa transisi dari kemarau menuju ke musim hujan. Dalam masa transisi hujan berpotensi sering turun walau umumnya singkat.
“Hujan yang terjadi masih belum merata, masih sporadis dan bersifat lokal. Intensitas juga masih ringan. Diharapkan dasarian 3 Oktober nanti sudah mulai hujan ringan hingga sedang,” kata Teguh Wardoyo, dikonfirmasi kemarin. (tg-60)