PURWOKERTO – Pemerintah Kabupaten Banyumas masih butuh tambahan anggaran sekitar Rp 30 miliar untuk menangani pencegahan dan penyebaran Covid-19. Tambahan anggaran sebanyak itu untuk prediksi penanggulangan Covid-19 bisa rampung dalam waktu dua bulan.
”Untuk kebutuhan dua bulan, anggaran yang dibutuhkan di Kabupaten Banyumas untuk penanganan Covid-19, bisa mencapai Rp 80 miliar lebih. Saat ini sudah ada anggaran sekitar 53,8 miliar. Jadi masih butuh tambahan sekitar Rp 30 miliar lagi,” terang Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono.
Dikonfirmasi usai menerima bantuan berupa alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis dari Koperasi Tunas Artha Mandiri (TAM) Syariah di kantor Dinkop dan Tenaga Kerja Kabupaten Banyumas, Jumat (17/4), Wabup Banyumas mengatakan tambahan anggaran tersebut akan dipenuhi dengan memangkas anggaran proyek yang tidak strategis.
TAM Syariah menyerahkan bantuan APD untuk tenaga medik di Kabupaten Banyumas senilai Rp 25 juta. Bantuan diserahkan oleh pimpinan TAM Syariah Agus Haryanto kepada Wakil Bupati Sadewo Tri Lastiono, disaksikan Kepala Dinas Kesehatan Sadiyanto dan Kepala Dinkop Naker Joko Wiyono.
”Bupati sudah menginstruksikan untuk proyek-proyek yang tidak strategis anggarannya dipangkas untuk menangani pencegahan dan penyebaran Covid-19. Proyek yang tidak strategis yang tidak memenuhi kebutuhan hidup orang banyak tahun ini akan dicoret,” kata Sadewo.
Ia mencontohkan anggaran bantuan bibit untuk petani, sementara dicoret dulu. Beberapa anggaran yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk organisasi pemerintah daerah (OPD) atau dinas-dinas juga dibatalkan, kecuali DAK untuk pendidikan dan kesehatan.
Wabup merinci, anggaran Rp 80 miliar yang dicadangkan untuk kebutuhan penanganan Covid-19 dua bulan, anggaran yang sudah ada sekitar 53,8 miliar. Kekurangan akan dipenuhi dari anggaran perjalanan dinas luar para pejabat mulai dari Bupati, Wakil Bupati hingga pejabat dibawahnya, pemangkasan proyek tidak strategis diperkirakan dapat Rp 28 miliar – Rp 30 miliar.
”Tapi kalau pandemi Covid-19 ini ternyata lebih dari dua bulan, maka kekurangan anggaran akan semakin besar. Mudah-mudahan pandemi Covid-19 segera berakhir,” ujar Sadewo.
Petugas Medik
Untuk APD bagi petugas medik, katanya, untuk Kabupaten Banyumas memang masih kurang. Tetapi kekurangan tersebut optimistis bisa dipenuhi. Sebab kebutuhan APD, selain dipenuhi dari Pemkab Banyumas juga ada bantuan dari Provinsi Jateng dan berbagai stakeholder masyarakat.
Seperti masker, Bupati Banyumas Achmad Husein sudah memesan 3 juta masker. Kekurangannya dibuat sendiri, yakni dengan membeli bahan lalu pembuatannya sebagian diserahkan ke pabrik garmen dan sebagian dikerjakan oleh UMKM yang ada di Banyumas.
Selain masker, Wabup Banyumas mencontohkan untuk kebutuhan rapid test, Kabupaten Banyumas membutuhkan 7000 alat rapid test. Untuk alat tersebut, Banyumas meminta bantuan 6500 alat rapid test dan sudah dapat 5.000 set.
”Peralatan rapid test tersebut merupakan bantuan dari pemerintah. Bantuannya berupa Pemkab Banyumas membeli ke PT RNI tapi hanya membayar harga pokoknya saja. Kalau di pasar harganya Rp 256.000, kita beli dengan harga Rp 135.000 untuk tiap satu tes kit,” terangnya.
Pemkab Banyumas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten masih terus melakukan tracking kepada orang yang berangkat ke kegiatan Ijtima Ulama Dunia Wilayah Asia di Desa Pakkato, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, yang dibatalkan beberapa waktu lalu.
Menurut Wsabup Banyumas yang didampingi Kepala DKK Banyumas Sadiyanto, setelah dilacak ada 61 orang asal Kabupaten Banyumas yang berangkat ke Gowa, Sulsel. Setelah dilakukan tracking, dilakukan rapid test dan didapati ada 14 yang positif Covid-19.
”Awalnya ada satu orang yang ikut ke Gowa ditemukan positif. Dari satu orang ini, berinteraksi dengan keluarga ada tiga anggota keluarganya yang juga positif. Kemudian 10 orang lainya yang ikut ke Gowa juga positif. Jadi dari 14 orang yang positif tersebut, 11 orang diantaranya adalah mereka yang berangkat ke Gowa,” terangnya.
Saat ini Pemkab Banyumas masih melakukan tracking kepada orang-orang yang berangkat ke Gowa dan orang-orang yang sudah berinteraksi dengan mereka yang ke Gowa. Mereka yang ke Gowa itu ada yang berangkat naik pesawat, naik bus dan kapal.
Kepala DKK Sadiyanto menambahkan hari Jumat (17/4) dilakukan rapid test untuk 28 orang yang berangkat ke Gowa. Mereka tersebar di delapan kecamatan di Kabupaten Banyumas. ”Semua yang ke Gowa akan dilakukan rapid test, termasuk orang-orang yang telah berinteraksi dengan mereka,” kata dia. (G23-20)