BANJARNEGARA – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Banjarnegara menggandeng pegiat media sosial (medsos) untuk ikut terlibat dalam pengawasan partisipatif. Diharapkan, peran mereka akan dapat mewujudkan pemilu yang berkualitas tanpa pelanggaran.
Demikian disampaikan Ketua Bawaslu Banjarnegara Sarno Wuragil usai sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif bersama pegiat medsos di Banjarnegara, Sabtu (30/11).
“Pegiat medsos bisa mengambil peran dalam mengkampanyekan antipolitik uang pada pemilu yang akan datang,” katanya.
Menurutnya, banyak potensi pelanggaran pemilu terjadi di medsos, misalnya hoaks dan fitnah yang merugikan pihak lain serta merusak demokrasi. Karena itu, keterlibatan pegiat medsos ini bisa membantu Bawaslu dalam menangani pelanggaran dalam pemilu.
“Selain itu, mereka juga bisa mengunggah informasi dan berbagai konten tentang pengawasan pemilu yang dibuat Bawaslu,” ujarnya.
Dikatakan, dengan menggandeng pegiat medsos ini akan meringankan tugas Bawaslu, terutama dalam mengawasi pelanggaran pemilu yang dilakukan di dunia maya. Karena, keterbatasan jumlah sumber daya manusia di Bawaslu, sehingga pemantauan medsos masih kurang optimal.
“Nanti, jika diketahui ada pelanggaran di medsos, mereka bisa melaporkan ke Bawaslu untuk kami proses,” jelasnya.
Sarno mengakui, medsos saat ini sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Karena itu, setelah kegiatan ini pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pegiat medsos untuk melakukan sosialisasi pengawasan kepada masyarakat.
Komisioner Bawaslu Banjarnegara bidang Pengawasan dan Hubungan Lembaga, Endro Wibowo Aji menambahkan, Pemilu 2019 sudah usai, namun upaya mendewasakan masyarakat dalam berdemokrasi harus terus dilakukan. Terutama, dalam memerangi politik uang.
“Untuk mewujudkan kesadaran itu, tidak dapat dilakukan secara instan. Perlu sosialisasi yang dilakukan terus-menerus,” tandasnya. (K36-37)