SAAT para murid SMP 2 Purwokerto sedang mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas, tiba-tiba terdengar suara sirine yang berbunyi cukup keras. Rupanya gempa bumi sedang berlangsung.
Dengan gerak spontanitas, mereka langsung tiarap di bawah meja belajar masing-masing. Demikian pula guru yang mengajar mereka juga turut berlindung.
Tak lama kemudian, mereka pun berhamburan keluar kelas dan pergi ke tanah lapang untuk menyelamatkan diri. Di antara mereka ada yang mengalami cidera lantaran tidak bisa menyelamatkan diri saat gempa bumi terjadi.
Mereka ada yang mengalami patah tulang kaki, tangan, bahkan luka pada bagian kepalanya, lantaran tertimpa reruntuhan bangunan.
Bagi mereka yang terluka, tim medis dari Palang Merah Remaja (PMR) langsung sigap membawa mereka ke titik kumpul.
Sebagian dari mereka ada yang harus ditandu. Namun tidak sedikit pula mereka ada yang bisa berjalan sendiri ke titik kumpul tersebut. Di lokasi itu, para korban bencana gempa bumi langsung mendapatkan penanganan sementara.
Tak lama kemudian sebuah mobil ambulan datang. Sejumlah korban bencana alam gempa bumi itu langsung dinaikkan ke mobil ambulan dan dibawa ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan yang lebih optimal.
Begitulah gambaran kegiatan simulasi penanganan darurat gempa yang digelar di SMP 2 Purwokerto, kemarin. Kegiatan ini diprakarsai BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Tagana, PMI dan sejumlah pihak terkait. Kegiatan ini juga melibatkan para siswa dari beberapa sekolah lain di wilayah Purwokerto.
Komandan Tagana Banyumas, Ady Candra menjelaskan, kegiatan simulasi tersebut merupakan bagian dari implementasi dari SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana) yang dicanangkan Kemdikbud.
Oleh karena itu, setelah mengikuti simulasi, diharapkan para siswa dan guru memiliki kesiapan ketika terjadi bencana alam yang terjadi secara tiba-tiba.
”Usai mengikuti simulasi, harapan kami mereka tahu langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan saat gempa bumi terjadi secara tiba-tiba, sehingga dapat meminimalkan terjadinya korban,” kelas dia.
Kegiatan simulasi yang berlangsung di SMP 2 Purwokerto ini merupakan kali pertama yang dilaksanakan pada tahun ini. Pekan depan rencananya kegiatan serupa akan digelar di SMP 2 Cilongok.
”Sosialisasi kami lakukan pada sekolah-sekolah, terutama yang sekolah yang memiliki gedung bertingkat,” tambahnya.
Salah satu siswa SMP 8 Purwokerto yang ikut terlibat dalam kegiatan sosialisasi, Balqis Najla Mutia Basamah mengaku senang bisa mengikuti kegiatan tersebut.
”Dengan mengikuti kegiatan ini, setidaknya kita bisa tahu apa yang harus dilakukan ketika gempa bumi terjadi. Termasuk pula penanganan terhadap para korban,” ungkapnya. (Budi Setyawan-20)