PURWOKERTO– Unit Pelaksana Teknis Balai Latihan Kerja (BLK) di bawah Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas, sejak membuka pelatihan telah berhasil mencetak 1.960 tenaga terampil di berbagai bidang.
“Tenaga terampil yang dilatih di BLK Kabupaten Banyumas sudah terserap di berbagai jabatan di berbagai industri yang tersebar di nusantara. Ada juga yang menjadi wirausaha mandiri dan menyerap tenaga kerja di daerah asalnya,” kata Kepala Dinkerkop UKM Kabupaten Banyumas Joko Wiyono, Kamis (20/2).
Joko yang didampingi Kepala UPT BLK Eko Yunianto mengatakan tenaga terampil yang dicetak di BLK Kabupaten Banyumas sebagian besar merupakan warga dari Kabupaten Banyumas dan ada juga sebagan kecil dari daerah lain.
“Ada tujuh jenis pelatihan atau kejuruan yang disediakan oleh BLK untuk diikuti. Yakni kejuruan automotif, menjahit, prosesing, pengelasan, elektronik, kecantikan dan garmen. Pelatihan di BLK ini merupakan upaya Pemkab Banyumas di bawah kepemimpinan Achmad Husein – Sadewo Trilastiono sebagai Bupati – Wakil Bupati Banyumas mengurangi angka kemiskinan,” terang Joko.
Menurut dia para alumni yang telah mengikuti pelatihan sekitar 50% sudah bekerja di berbagai tempat sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki. Kemudian yang 20% berhasil mandiri menjadi wirausaha mandiri yang menyerap tenaga kerja. Sedangkan sisanya belum ada laporan.
“Tapi dengan 50% yang semula pengangguran dan setelah mengikuti pelatihan menjadi terampil dan dengan ketrampilan yang dimiliki bisa bekerja dan mendapat uang dan berwirausaha mandiri, sudah sangat baik karena berpengaruh terhadap produk domestik bruto (PDB),” terangnya.
Fajar Ari (31) asal Patikraja, Banyumas, seorang peserta pelatihan las mengaku pelatihan di BLK Banyumas sangat baik. Banyak teori dan praktik yang didapatkan saat pelatihan.
“Pelatihan di BLK Banyumas sangat bagus dan bisa menjadi bekal kerja. Saya kerja di kapal bagian mesin. Seringkali ada perbaikan membutuhkan pengelasan yang tidak bisa sembarang dilakukan. Di BLK ini saya mendapatkan pengetahuan dan praktik yang bisa diterapkan saat kerja di kapal,” tutur Fajar yang akan kerja di perusahaan perkapalan di Batam.
Tujuh Kejuruan
Kepala UPT BLK Eko Yunianto menambahkan saat in ada tujuh kejuruan yang sedang berjalan melaksanakan pelatihan. Pelatihan tersebut ada yang dibiayai oleh APBD Kabupaten Banyumas dan ada dari APBN. Kalau pelatihan yang dibiayai APBD Banyumas, pesertanya 100% warga Banyumas. Kalau dibiayai APBN, pesertanya 80% warga Kabupaten Banyumas dan 20% dari luar Banyumas.
“Tiap kejuruan maksimal diikuti 16 peserta. Jumlah tersebut dimaksudkan agar pelatihan bisa berjalan efektif dan bisa menghasilkan out put yang bagus. Kalau peminatnya, setiap kalai dibuka pelatihan, peminat di tiap kejuruan sangat banyak. Mereka yang ikut diseleksi ketat disesuaikan dengan kepeminatannya. Peserta yang lolos seleksi mengikti pelatihan secara gratis,” kata Eko.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pelatihan, kata Eko, tergantung dari kebutuhan, apakah mau jadi operator, teknisi atau pemula, ada ketentuan atau kurikulum sesuai dengan aturan dari Kementerian Tenaga Kerja.
Seperti pelatihan elektornik HP butuh 180 jam. Kalau satu hari 8 jam, berarti akan selesai 15 hari. Jurusan automotif, untuk menjadi montir pemula injeksi butuh pelatihan hingga 40 hari.
“Selama pelatihan, peserta akan mendapat materi teori dan praktik dan instruktur berpengalaman. Pelatihan diawasi secara ketat dan berjalan efektif. BLK ibarat kawah chandradimuka untuk membikin orang yang unskill menjadi orang yang mempunyai ketrampilan yang diminati. Dalam pelatihan juga diajari menjadi entrepenuer,” terang Eko.
Dalam setiap tahun, kata Eko, pelatihan diselenggarakan sesuai dengan anggaran yang tersedia. Tapi dalam setahun bisa dilaksanakan hingga lima kali. Mereka yang berminat dalam usia produktif antara 18 – 35 tahun bisa mendaftar. Bagi yang lolos seleksi akan mengikuti pelatihan sesuai yang dibutuhkan. (G23-23)