PURWOKERTO – Perum Bulog Cabang Banyumas memproduksi beras yang memiliki keunggulan nilai gizi tinggi.
Beras bervitamin tersebut bernama Fortivit yang dikemas dalam ukuran 1 kilogram. “Masyarakat bisa mengonsumsinya,” kata Pemimpin Cabang Bulog Banyumas, Dani Satrio saat menerima kunjungan anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah di kantornya, Senin (9/3).
Menurut dia, beras bervitamin ini merupakan hasil inovasi produk yang dicanangkan oleh Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso pada tahun lalu. Beras ini menggunakan beras lokal dari wilayah eks Karesidenan Banyumas. Beras yang diolah dengan vitamin tersebut diproduksi di Gumilir, Cilacap.
Dalam kemasannya, produk ini menginformasikan kandungan beberapa vitamin (A, B1, B3, B6, B9, B12) dan mineral (zat besi, zinc) yang sangat diperlukan oleh tubuh. Bulog Banyumas memproduksi beras tersebut menjadi dua, beras putih dan merah.
Beras bergizi tinggi itu dijual sekitar Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram. “Kami sudah kirim ke Jakarta dan luar Jawa sampai Nusa Tenggara Timur (NTT). Adapun produksinya sampai saat ini maasih berkisar 20 hingga 30 ton per bulan. Ini masih dalam pengembangan,” katanya.
Selain dipasarkan secara konvensional, kata dia, Perum Bulog juga memasarkan produknya secara online. “Bagi masyarakat di sini bisa mendatangi ke bulog dan Rumah Pangan Kita (RPK),” kata Dani.
Anggota Komisi VI DPR RI Siti Mukaromah menambahkan, beras fortivit yang diproduksi Bulog Banyumas memiliki kandungan vitamin yang menjadi bagian dari pencegahan stunting. Ini menjadi terobosan Perum Bulog.
“Saya pikir ini menjadi beras yang dapat dikonsumsi seluruh masyarakat, tergantung dari kemampuan daya beli mereka,” katanya.
Namun, lanjut dia, tentunya dengan adanya kandungan (vitamin dan mineral) ini memang harganya berbeda. “Tapi saya pikir dari jenis-jenis berasnya harganya akan dibedakan. Ini bagian dari terobosan yang harus dipublikasikan kepada masyarakat,” katanya. (H60-20)