PURWOKERTO – Keberadaan bus Trans Banyumas yang sudah beroperasi di Kabupaten Banyumas menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Selain tepat waktu, layanan yang diberikan transportasi ini juga nyaman bagi penumpang.
Sri Utami, warga Desa Notog Kecamatan Patikraja merupakan salah satu orang yang sudah naik bus Trans Banyumas. Selama naik bus ini, ia mengaku nyaman saat dalam perjalanan.
”Awalnya sih cuma ingin jalan-jalan. Tapi memang busnya nyaman sih,” ungkapnya.
Bus trans biasanya hanya ada di kota- kota besar di Indonesia. maka dari itu, masyarakat pun rela antre berjam-jam untuk bisa menikmati layanan bus Trans Banyumas untuk sekedar jalan-jalan.
Bus Trans Banyumas saat ini beroperasi di 3 koridor. Yakni Terminal Ajibarang-Pasar Pon, Terminal Bulupitu-Kebondalem dan Terminal Notog-Terminal Baturraden bawah.
Meski memberikan dampak positif bagi masyarakat, namun keberadaan bus Trans Banyumas ini juga berdampak negatif bagi sebagian layanan transportasi yang lain, khususnya angkutan kota (angkot).
Lantaran sebagian masyarakat lebih tertarik menggunakan bus Trans Banyumas, membuat angkot sepi penumpang. Kondisi ini membuat pendapatan para sopir angkot turun.
Baca Juga : Warga Kemutug Kidul Bangun Jalan ke Curug Orak-orik
Ditemui di Terminal Bulupitu Purwokerto, salah satu sopir angkot Haryanto (66) mengaku merasakan sepinya penumpang.
Lelaki yang sudah sejak tahun 80-an menekuni profesi ini mengaku sejak adanya Trans Banyumas pendapatannya menjadi berkurang.
”jelas sangat memengaruhi. Pendapatannya jadi kurang, bahkan pernah sampai tidak ada penumpang sama sekali. Paling banyak tidak mencapai 10 orang,” ungkapnya.
Dia berharap agar penumpang tetap ada yang naik angkot, agar para sopir angkot tetap mendapatkan penghasilan. ”Semoga sih penumpang tetap ada yah,” pungkasnya.(mg02-7)