‘No sweet without sweat’, tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Begitu mungkin ungkapan yang tepat menggambarkan kesuksesan petani milenial, Teguh Waluyo, asal Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang Banyumas.
Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, pemuda yang berprofesi sebagai guru Penjaskes Olahraga di SMP Maarif NU 1 Ajibarang ini, kini mengelola kebun buah dan peternakan lebah di sekitar tempat tinggalnya. Omset jutaan rupiah diraupnya tiap bulan dari hasil usaha yang dirintis sejak 2014 lalu.
Berkat kerja kerasnya, Prawita Garden yang berada di RT 6 RW 2 Desa Darmakradenan telah menghasilkan aneka buah mulai dari jambu, anggur, cherry, durian, tin, zaitun, bidara, delima, siwak dan ada 60 varietas buah lainnya. Selain hasil buah, lahannya juga digunakan untuk pengembangan bibit tanaman buah yang sudah dikelola yaitu bibit tanaman buah jambu kristal, mangga dan durian.
Dari peternakan lebah yang dikelolanya telah diproduksi madu kemasan berupa madu tawon (raw honey), madu klanceng (trigona), madu lebah hutan (tawon gung), bee pollen, propolis, royal jelly dan teh madu klanceng.
Omset sekarang jauh lebih meningkat dari tahun ke tahun. Pasalnya, omsetnya sudah dapat menutup biaya produksi dan nilai itu sudah termasuk tutup modal awal. Sehingga jalannya usaha ini cenderung sudah stabil dalam pengelolaannya.
Berawal Dari Hobi
Kesuksesannya membangun usaha pertanian dan peternakan lebah bernama Prawita Garden, digeluti guru milenial ini berdasarkan hobi. Apalagi tak ada latar belakang pendidikan pertanian yang disandangnya.
Bagi Teguh, sapaan akrabnya, perjalanan usahanya butuh kerja keras dan tidak dapat berdiri sendiri, ia mengembangkan jejaring kerjasama dengan kelompok petani muda, kelompok tani hutan dan organisasi pemuda lain sebagai mitra sekaligus pengelola usaha.
“Segala sesuatu itu butuh pengorbanan, ia merelakan untuk meninggalkan beberapa kegiatan lain untuk lebih fokus pada usaha ini. Bahkan tidak jarang setelah pulang mengajar, saya tetap bekerja sampai tengah malam,” jelasnya.
Tak berhenti belajar, bekerja dan mengalami jatuh bangun selama sekian tahun membuatnya berhasil mengelola perkebunan buah dan peternakan lebah. Kerja kerasnyapun diganjar penghargaan antara lain Juara I Lomba Kewirausahaan Nasional yang telah digelar Senat Mahasiswa UMP 2017.
Para peringatan Hari Koperasi Nasional di GOR Satria Purwokerto, Juli 2019 lalu, iapun mendapatkan anugerah sebagai Juara I Nasional Lomba Inovasi Koperasi. Iapun kini mengikuti Lomba Pemuda Pelopor 2019 tingkat Provinsi Jawa Tengah mewakili Kabupaten Banyumas.
“Awalnya memang tertarik dengan dunia peternakan lebah dan mengajak pemuda yang lain untuk bersama mengelola. Dari pengelolaan kolektif itu, usaha ini terus berkembang dan mendapat kepercayaan dari masyarakat,” jelas dia.
Dalam mengelola usahanya, Teguh mengaku tidak memiliki kiat khusus, ia hanya melakukan sesuatu yang disukai dan mudah dilakukan. Ia mengaku suka berorganisasi, suka mengajar sambil mendalami dunia pertanian dan peternakan lebah.
“Bermodal kemauan dan banyak teman di organisasi, saat itu dibuat konsep usaha yang menjangkau dan menarik banyak orang terutama pemuda. Tanpa kerjasama dengan tim pemuda tentu tidak dapat berkembang seperti sekarang ini,” katanya.(Susanto-)
Diskusi tentang artikel