BANYUMAS-Akibat serangan hama tikus, areal persawahan di Desa Kranggan, Kecamatan Pekuncen mengalami gagal panen hingga delapan musim tanam. Untuk menekan hal tersebut, mulai kemarin (20/9) diadakan kegiatan gropyokan tikus massal oleh petani.
Kepala Desa Kranggan, Romli Haryadi mengatakan selama delapan musim areal persawahan di Desa Kranggan tak bisa menghasilkan padi secara optimal. Akibat gagal panen tersebut petani mengalami kerugian. Bahkan ada beberapa petani yang sengaja mengosongkan areal sawah untuk tidak ditanami padi.
“Jadi ada sawah yang dikasih jeda tidak tanam padi akibat parahnya serangan hama tikus tersebut. Sayangnya, pengendalian hama tikus ini belum dilaksanakan optimal oleh petani,” jelasnya.
Dijelaskan Romli, untuk menekan populasi hama tikus inilah, pihaknya menggandeng pihak petani, warga, penyuluh pertanian, pengamat hama untuk melaksanakan pengendalian hama tikus terpadu. Kegiatan berupa gropyokan dan pengomporan lubang tikus menggunakan belerang dilaksanakan massal di areal lahan persawahan di Dusun Dawuhan Desa Kranggan kemarin (20/9).
“Kami berharap dengan kegiatan ini menjadikan semangat petani kembali tumbuh. Sebagaimana imbauan dari dinas terkait, petani memang harus kompak dan serentak dalam menanam padi hingga mengendalikan hama penyakit tanaman,” ujarnya.
Pengamat Hama dan Penyakit Tanaman, Kusriyadi membenarkan adanya serangan hama tikus di wilayah Kecamatan Gumelar, Pekuncen dan Ajibarang. Ia menyatakan masih adanya serangan hama tikus ini disebabkan karena berbagai faktor antara lain masih belum serentaknya tanam petani. Selain itu kebiasaan tanam padi tanpa jeda juga menjadikan pasokan makanan bagi hama tikus selalu tersedia.
“Umumnya petani terus menerus menanam padi tanpa jeda dan tak seretak memungkinkan padi selalu ada. Akibatnya keberlangsungan ketersediaan makanan bagi hama tikus terus menerus ada,” jelasnya.
Terkait hal itulah, kata Kusriyadi, pihaknya terus mengimbau kepada petani untuk membiasakan kembali tanam padi secara serentak. Selain itu diharapkan pengendalian hama penyakit tanaman juga diimbau dilaksanakan secara serentak oleh petani.
“Tanpa tanam dan pengendalian hama penyakit tanaman serentak mustahil, serangan hama penyakit ini bisa ditekan. Untuk itulah gropyokan tikus ini diharapkan dapat menjadi awalan kekompakan petani dalam mengendalikan hama penyakit tanaman,” ujarnya.(K37-)