BANYUMAS – Senin (16/9) siang, Bukit Cilanglung, Desa Karangbawang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas terlihat berbeda. Pasalnya langit bukit di atas Sungai Tajum itu terlihat banyak kitiran atau baling-baling kayu berputar. Dari benda warisan tradisi petani ini juga menghasilkan bunyi jerit dan desau yang khas.
“Ini kami namai Festival Kitiran. Ini menjadi ikhtiar kami merawat tradisi petani yang membuat petani di musim ketiga. Ketika kemarau tiba, kitiran adalah hiburan bagi anak-anak petani,” jelas Kusworo, warga yang hadir di Festival Kitiran ini.
Siang itu cukup terik, namun seolah tak begitu dihiraukan warga dan anak-anak setempat. Keriuhan suara dan keramaian warga yang melihat barisan kitiran di bukit itu menjadi hiburan dan perhatian warga. Warga berharap di musim ketiga yang identik dengan musim angin menjadi tanda datangnya musim hujan.
“Acara ini digelar selama dua hari, Minggu dan Senin, warga sangat antusias mengikuti festival ini. Sebanyak 120 peserta menampilkan beragam kitiran yang di pasang dengan tiang,” jelas Tohir, warga setempat.
Bentuk dan ukuran kitiran bervariasi dari panjang dua meter hingga 5 meter. Berbeda di masa lampau, di masa sekarang, kitiran atau baling-baling ini dibuat tak hanya dari kayu dan bambu. Baling-baling dibuat dengan kombinasi kertas, kain hingga serabut ijuk aren sebagai penghias ekor kitiran.
Ada pula peserta yang menambah kaleng untuk menghasilkan suara yang ramai dan khas. Praktis kombinasi itu menambah kecantikan dan keindahan kitiran tersebut.
“Untuk bahan baku pembuat kitiran antara lain kayu jati, waru dan walang. Ketiga bahan baku ini memiliki kualitas, saat diterpa angin cepat memutar dan menghasilkan suara yang bagus,” kata Tohir.
Selain para orang tua, anak-anak pun tak mau kalah. Sanya saja ukuran kitiran yang dibuat anak-anak lebih kecil ketimbang para orang tua. Selain hobi bermain kitiran, festival kitiran ini mengundang perhatian warga yang menyukai suara kitiran.
Pemerintah Desa Karangbawang berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut di masa mendatang. Diharapkan Festival Kitiran ini bisa menjadi agenda rutin tahunan yang menjadi hiburan warga serta pelestari warisan budaya agraris. Apalagi dari kegiatan ini terbukti bisa menyatukan kembali orang tua dan anak-anak.
“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi even tahunan di musim kemarau dan angin tiba. Diharapkan ini bisa menjadi hiburan warga sambil menunggu hujan tiba. Ke depan diharapkan bisa menjadi even wisata khas pedesaan yang kuat budaya agraris,” jelas Kepala Desa Karangbawang, Krisyanto. (Susanto-)