BANYUMAS, Suarabanyumas.com – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Purwokerto resmi berganti nama menjadi DPC GMNI Banyumas. Keputusan ini diambil melalui Konferensi Cabang Luar Biasa (KCLB) yang digelar di Pendopo Wakil Bupati Banyumas, Sabtu (8/2/2025).
Konferensi tersebut digelar sebagai respons terhadap pelanggaran disiplin organisasi yang dilakukan oleh kepengurusan DPC GMNI Purwokerto periode 2023-2025. Pelanggaran tersebut berupa pengalihan dukungan politik secara sepihak dari DPP GMNI Arjuna-Dendy ke DPP GMNI Immanuel-Sujahri, tanpa melibatkan komisariat secara organisatoris.
Keputusan perubahan nama ini didasarkan pada AD/ART GMNI, yang mengatur bahwa kepengurusan tingkat cabang harus mencakup wilayah kabupaten atau kota.
Selain perubahan nama, KCLB juga menghasilkan beberapa keputusan penting, di antaranya Evaluasi kinerja kepengurusan DPC GMNI Purwokerto periode 2023-2025. Kemudian menunjukkan pimpinan cabang baru untuk menggantikan kepengurusan sebelumnya dan resmi mengubah nama dari DPC GMNI Purwokerto menjadi DPC GMNI Banyumas.
Ketua DPC GMNI Banyumas, Bung Rafi, dalam sambutannya menegaskan bahwa GMNI harus tetap menjaga komitmen ideologis dan tidak terjebak dalam kepentingan pragmatis.
“GMNI lahir sejak 1954 dan tetap eksis hingga hari ini, meski telah mengalami berbagai dinamika. Sebagai kelompok nasionalis, kita harus menghimpun seluruh kekuatan revolusioner guna mewujudkan tujuan GMNI, bukan sekadar mengejar kepentingan pragmatis. Sebagai kader, kita harus cakap dalam memahami siapa yang benar-benar berjuang dan siapa yang kontra-revolusioner dalam tubuh GMNI,” ujar Bung Rafi.
Rafi juga menyoroti pentingnya membangun kekuatan revolusioner melalui empat Dewan Pimpinan Komisariat (DPK) definitif, Yani DPK GMNI Hukum Unwiku,DPK GMNI FISIP Unsoed, DPK GMNI Unwiku dan DPK GMNI UHB.
Sementara itu, Sekretaris DPC GMNI Banyumas, Bung Akhmal, menekankan pentingnya pembumian ideologi Marhaenisme, agar setiap kader memiliki pemahaman yang mendalam mengenai dinamika sosial dan politik.
“Kita harus memastikan setiap kader GMNI tidak hanya memahami ideologi Marhaenisme, tetapi juga mampu mengimplementasikannya dalam tindakan nyata berdasarkan prinsip organisasi,” tuturnya.
Dengan terbentuknya DPC GMNI Banyumas, diharapkan organisasi ini semakin solid dalam memperjuangkan nilai-nilai nasionalisme dan Marhaenisme. KCLB ini menjadi momentum bagi GMNI untuk meneguhkan kembali komitmen perjuangan dan menghadapi tantangan ke depan dengan lebih kuat.