PURWOKERTO – Ratusan seniman ebeg atau ebeger Kabupaten Banyumas menggelar atraksi tarian ebeg massal di Lapangan Glempang, Kelurahan Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara, Minggu (6/10). Mereka datang dari 27 kecamatan dengan perwakilan dari sejumlah komunitas ebeg.
Kegiatan yang bertajuk ‘Mendem Jokowi’ ini dilakukan sebagai bentuk ekspresi suka-cita atas rencana pelantikan presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin, dalam waktu dekat ini.
Saat musik pengiring ditabuh, ebeger dan pengikut yang berada di lokasi langsung menari. Sebagian ada yang seperti kerasukan dan keserupan. Tak lama kemudian, pulih kembali setelah diobati juru ebegnya.
Ketua pelaksana ‘Mendem Jokowi’ sekaligus pembina Paguyuban Ebeng Banyumas (Pakumas), Suherman mengatakan, dari acara berkesenian ini sekaligus untuk sosialisasi menjaga konsitensi para pendukung Jokowi-Ma’ruf, agar situasi di Kabupaten Banyumas tetap damai.
“Ini kita lakukan selain untuk mensolidkan kembali para pendukung Jokowi dan wadah bersilaturahmi para seniman ebeg, sekaligus untuk menyikapi pro kontra tentang kondisi akhir-akhir ini. Kita dari kalangan seniman Banyumas, juga cintai damai,” kata mantan ketua DPRD Banyumas ini.
Acara inti, katanya, menari massal dengan diiringi musik tradisional, dengan melibatkan berbagai komunitas ebeg dari 27 kecamatan. Selain itu, juga diisi orasi dan ajakan agar mereka yang hadir selanjutnya bisa menyampaikan kepada lingkungan di sekitar masing-masing, untuk sama-sama menjaga kondusivitas di Banyumas.
Pro Kontra
“Informasi-informasi yang membingungkan soal ada gerakan yang mau menggagalkan pelantikan, itu yang harus kita luruskan ke masyarakat. Pak Jokowi-Ma’ruf sudah terpilih secara konstitusional, sehingga harus dijaga bersama,” kata politisi senior PDI-P ini.
Melalui berkesenian itu, katanya, diharapkan bisa ikut mendamaikan atau meredupkan situasi yang sempat tegang atau pro-kontra belakangan ini. Banyumas, kata dia, sangat menjunjung kedamaian dan guyub rukun, sehingga jika ada perbedaan sikap dan pangangan, tetap harus bisa dipahami sebagai perbedaan yang saling menghormati dan menghargai.
“Bukan sebaliknya membuat kegaduhan, keribukan apalagi sampai anrakhis dan konflik berkepanjangan,” ujarnya.
Menurut Suherman, yang terlibat menari hanya diambil dari 10 komunitas saja. Namun saat acara ‘Mendem Jokowi’ pengunjung yang turun ke tengah lapangan menari bersama mencapai 500 orang.
“Istilah ‘Mendem Jokowi’ kita bahasakan Banyumas seperti mabuk kepayang atau cinta kepada Pak Jokowi. Jadi bukan istilahnya mabuk-mabukan. Ini juga bagian dari ekpresi kebudayaan lokal Banyumas,” tandasnya.
Dia menginformasikan, untuk komunitas ebeg di Banyumas yang terdata sampai 600 grup. Untuk masing-masing grup anggotanya minimal 13 orang. Saat ini jumlah pengikut sampai ribuan. (G22-20)
Diskusi tentang artikel