Penangkaran burung murai batu di wilayah Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar saat ini terus berkembang. Harga anakan murai batu yang bernilai jutaan rupiah menjadi daya tarik bagi warga untuk menangkarnya. Tak heran, jika kini semakin banyak warga yang berminat membudidayakan satwa ini.
“Harga satu ekor anakan burung murai berumur tiga bulan itu bisa dihargai Rp 2-3 juta,” ujar Carsam (40) penangkar murai batu desa setempat.
Selain Carsam, di desa ini ada sekitar empat orang penangkar murai lain yang cukup produktif. Tergabung dalam Kelompok Penangkaran Murai Batu Kelompok Tani Hutan Kukila Raharjo, mereka terus berproses menjalani penangkaran murai ini untuk perbaikan perekonomian keluarganya.
“Saya belajar menangkar burung murai batu ini dari orang Cilacap dan pelatihan. Kami memulai usaha penangkaran ini sejak dua tahun lalu, yaitu Oktober 2015,” jelas Carsam yang memanfaatkan ruang 1,5 x 7 meter di samping rumahnya di Dusun Karangalang.
Dengan memeliharanya teratur, kini setiap bulan Carsam bisa memanen anakan murai batu siap jual hingga 2-3 ekor. Dia mengakui, saat ini sedikitnya ada lima orang penangkar burung murai batu di Kecamatan Gumelar. Penangkaran burung yang terbilang baru inilah yang akhirnya membuat kelompok tani hutan Wana Lestari Widodo mendapatkan predikat juara I.
“Untuk pembeli ada yang datang dari wilayah lokal sini. Tetapi juga ada yang datang dari Jakarta. Ini terlaksana berkat media sosial Facebook,” jelasnya.
Temui Kendala
Meski telah berhasil menangkar murai batu ini, Carsam mengakui budidaya murai ini terbilang ‘gampang-gampang susah’. Terbukti iapun menemui sejumlah kendala. Cuaca ekstrim dan panas yang menyebabkan telur yang dierami gagal menetas. Budi daya murai batu ini sangat membutuhkan ketenangan, makanya Ramadan dan Syawal menjadi bulan yang cukup mengancam bagi Carsam.
“Perkembangbiakan murai ini pantangannya adalah keramaian. Makanya ketika ada orang yang menyalakan mercon dan sebagainya cukup mengganggu. Sementara untuk pakan dan tempat budi daya sudah tak masalah lagi,” katanya.
Dari keberhasilan penangkaran burung murai batu inilah, KTH Wana Lestari Widodo berinisiatif untuk mengembangkan usaha ekonomi lain. Meski demikian, KTH terus mendorong para anggotanya untuk peduli terhadap lingkungan.
“Makanya, meski menangkar murai batu, tetapi di lingkungan sekitarnya kami terus dorong anggota KTH ini untuk terus peduli dan menjaga ekosistem alam,” jelas Sutarjo, Ketua KTH Wana Lestari Widodo. (Susanto-)