Banyumas, suarabanyumas.com – Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nur Banyumas (STINBA) menggelar Seminar Nasional bertajuk Solusi Alternatif Penanggulangan Bullying di Lingkungan Lembaga Pendidikan pada Sabtu (8/2/2025) bertepatan dengan 9 Sya’ban 1446 H. Acara yang berlangsung di Aula KH. Moh. Muqri ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan satu abad Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin Sirau.
Seminar ini menghadirkan dua narasumber, yakni Hari Widi Utomo, S.Pd., M.Ed., alumni Hiroshima University, dan Farah Nuril Izza, Lc., M.A., Ph.D., alumni Tilburg University, Belanda. Hari Widi Utomo membahas aspek cyberbullying yang semakin marak di era digital serta upaya pencegahannya melalui literasi digital dan etika bermedia sosial. Sementara itu, Farah Nuril Izza mengulas bullying dalam perspektif Al-Qur’an dan Hadis, menekankan pentingnya nilai-nilai Islam dalam membangun karakter peserta didik yang santun dan menghormati sesama.
Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Yayasan Al-Huda Sirau Kemranjen, KH. Musyaddad Bikry Nur, S.H., M.Si. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya peran lembaga pendidikan dalam membentuk karakter siswa yang berakhlak baik dan menjauhkan mereka dari tindakan bullying.
“Lembaga pendidikan harus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi para peserta didik. Kita harus menanamkan nilai-nilai kesantunan dan keadilan sejak dini agar budaya saling menghormati bisa terjaga,” ujar KH. Musyaddad Bikry Nur.
Sementara itu, Ketua STAI An-Nur Banyumas (STINBA), H. Mujiburrohman, S.S., M.Pd., mengapresiasi tingginya antusiasme peserta dalam seminar ini. Ia menyampaikan bahwa STINBA berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang bebas dari bullying.
“Kita semua harus berupaya sebaik mungkin dengan pelbagai cara untuk mengatasi segala bentuk kekerasan, baik fisik maupun non-fisik di lingkungan pendidikan. Lomba video pendek dan seminar ini merupakan bagian dari komitmen STINBA dalam mendukung upaya pencegahan bullying di lembaga pendidikan” ujar H. Mujiburrohman.
Seminar ini juga menekankan prinsip Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyah yang menjunjung tinggi nilai toleransi, kasih sayang, dan penghormatan terhadap sesama. Dalam ajaran Islam, bullying bertentangan dengan nilai ukhuwah Islamiyah dan prinsip kemanusiaan, sebagaimana termaktub dalam firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 11 yang melarang umat Islam saling merendahkan dan mencela satu sama lain.
Selain seminar, acara ini juga diramaikan dengan penganugerahan juara lomba video pendek bertema kampanye anti-bullying yang sebelumnya telah diselenggarakan. Lomba ini diikuti oleh siswa-siswi SMA sederajat se-Barlingmascakeb, menunjukkan tingginya kepedulian generasi muda terhadap isu ini. Juara pertama diraih oleh tim dari SMK Telkom Purwokerto, disusul oleh SMA Ma’arif NU 1 Kemranjen sebagai juara kedua, dan SMA Plus Diponegoro Sumpiuh di posisi ketiga. Para pemenang mendapatkan hadiah berupa uang pembinaan serta beasiswa pendidikan dengan total mencapai puluhan juta rupiah.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 100 peserta yang terdiri dari para akademisi, tenaga pendidik, mahasiswa, serta masyarakat umum. Tingginya partisipasi menunjukkan kepedulian besar terhadap upaya penanggulangan bullying di lingkungan pendidikan. Seminar ini diakhiri dengan sesi diskusi interaktif yang semakin memperkaya wawasan peserta terkait solusi alternatif dalam menangani bullying di sekolah dan pesantren.
Dengan suksesnya penyelenggaraan seminar ini, diharapkan akan muncul kesadaran kolektif untuk terus mengawal terwujudnya lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman bagi seluruh peserta didik.