BANYUMAS – Gunung Slamet sebagai gunung tertinggi di Jawa Tengah, masih berstatus waspada atau level II sejak 19 Oktober 2023. Hal ini berdasarkan hasil rekaman kegempaan dan deformasi yang menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak gunung.
Selama bulan Oktober, PVMBG mencatat sebanyak 2.096 kali gempa embusan, tiga kali gempa tremor harmonik, dua kali gempa vulkanik dalam, 12 kali gempa tektonik lokal, tujuh kali gempa tektonik jauh, dan gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,2 sampai 6mm. Pada 1 Oktober, amplitudo gempa tremor menerus meningkat dari 2mm menjadi 3mm.
Apabila erupsi terjadi, diperkirakan akan menghasilkan lontaran material pijar dengan jarak maksimal 2 kilometer dan erupsi abu yang dapat menyebabkan hujan abu di lokasi tertentu yang ditentukan arah dan kecepatan angin. Namun, PVMBG tidak bisa memastikan kapan erupsi akan terjadi, karena aktivitas vulkanik bisa saja menurun.
Sementara itu, jalur pendakian ke Gunung Slamet belum dibuka untuk umum. Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas memastikan objek wisata di Kawasan Wisata Baturraden tetap aman dikunjungi. Hingga saat ini, kondisi puncak Gunung Slamet tidak terlihat dari wilayah Kabupaten Banyumas karena diselimuti kabut. Warga Baturraden juga mengaku mendengar gemuruh dari arah puncak Gunung Slamet.