BANYUMAS – Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah dan kedua tertinggi di Jawa setelah Gunung Semeru. Gunung berapi tipe stratovolcano ini memiliki ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut dan terletak di antara lima kabupaten, yaitu Brebes, Banyumas, Purbalingga, Tegal, dan Pemalang. Gunung Slamet memiliki jalur pendakian antaranya Baturraden, Bambangan, Gunung Malang, Guci Permadi & Kompak, Jurangmangu, Penakir, Cemara Sakti, Dipajaya, Sawangan dan Kaliwadas. Salah satu jalur yang populer di kalangan pendaki adalah jalur Baturraden, yang menawarkan pemandangan yang eksotis dan medan yang menantang.
Jalur Pendakian Gunung Slamet via Baturraden
Jalur pendakian Gunung Slamet via Baturraden berawal dari Basecamp pendakian RADENPALA yang berada di area gerbang Wanawisata Baturraden untuk melakukan registrasi pendakian. Untuk mencapai basecamp ini, pendaki dapat menggunakan kendaraan pribadi atau mobil.
Jalur lama untuk pendakian Gunung Slamet melalui Baturraden telah ditutup karena banyak pendaki yang tersesat dan beresiko tinggi untuk pendaki dan tidak lagi menjadi jalur yang dikelola oleh RADENPALA.
Saat ini, jalur baru telah menjadi jalur resmi dan dibuka sejak tahun 2019 yang bekerjasama dengan Perum Perhutani KPH Banyumas Timur, PT. Palawi Risorsis, Kebun Raya Baturraden serta LMDH Desa Kemutug Lor.
Pendakian jalur baru Baturaden memiliki karakter track yang lebih landai dan aman dibanding dengan jalur lama. Area masuk jalur ini dimulai dari Gapura Pendakian (900m) dan untuk sampai ke puncak tugu Surono harus melalui lima pos, yaitu:
- Pos 1 Gowokan (1.238m),
- Pos 2 Jengklik ( 1.845m),
- Pos 3 Cemara (2.290m),
- Pos 4 Sanghyang Rangkah (2.682m),
- Pos 5 Sanghyang Jampang (2.950m) dan Pelawangan.
Tantangan dan Keindahan di Atas Awan
Pendakian Gunung Slamet via Baturraden merupakan pengalaman yang menyenangkan sekaligus uji adrenalin bagi para pendaki. Jalur ini memiliki pemandangan yang masih asri dan beragam, mulai dari hutan pinus, hutan tropis, padang rumput, hingga lautan pasir. Selama perjalanan, pendaki dapat menikmati udara yang sejuk dan segar, serta melihat berbagai macam flora dan fauna, seperti bunga edelweis, burung elang, dan monyet ekor panjang.
Namun, jalur ini juga memiliki tantangan yang tidak kalah menarik, seperti medan yang licin, curam, dan berbatu, serta cuaca yang ekstrem. Di beberapa titik, pendaki harus merayap, merangkak, atau memanjat untuk melewati rintangan. Selain itu, pendaki juga harus berhati-hati dengan angin kencang, kabut tebal, dan hujan es yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Di puncak Gunung Slamet, pendaki akan disuguhi dengan pemandangan kawah yang luas dan mengeluarkan asap putih, serta panorama gunung-gunung lainnya, seperti Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merbabu, dan Gunung Merapi. Jika beruntung, pendaki juga dapat menyaksikan sunrise atau sunset yang spektakuler di atas awan.
Tips dan Persiapan Pendakian Gunung Slamet via Baturraden
Sebelum melakukan pendakian Gunung Slamet via Baturraden, ada beberapa tips dan persiapan yang perlu diperhatikan oleh para pendaki, antara lain:
- Memeriksa kondisi fisik dan mental, serta perlengkapan yang dibawa. Pastikan tubuh dan pikiran dalam keadaan fit, serta membawa peralatan yang sesuai dengan standar keselamatan dan kebutuhan. Jangan lupa untuk membawa air minum yang cukup, karena sumber air di jalur ini sangat terbatas.
- Mengurus surat izin mendaki (SIMAKSI) di Basecamp pendakian yang dikelola oleh RADENPALA.
- Memilih waktu yang tepat untuk mendaki. Waktu yang ideal untuk mendaki Gunung Slamet via Baturraden adalah pada bulan April – Oktober, karena cuaca lebih stabil dan kemungkinan hujan lebih rendah. Hindari mendaki pada musim hujan atau saat gunung berstatus waspada atau siaga.
- Mengikuti aturan dan etika pendakian. Selama berada di kawasan Gunung Slamet, pendaki harus menghormati alam dan sesama pendaki, serta menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Jangan buang sampah sembarangan, merusak tumbuhan atau binatang, membuat api unggun, atau berisik.
- Menjaga kesehatan dan keselamatan diri sendiri dan rombongan. Selama pendakian, pendaki harus memperhatikan kondisi tubuh dan cuaca, serta berkomunikasi dengan baik dengan anggota rombongan. Jika merasa tidak mampu melanjutkan, segera beristirahat atau kembali ke pos terdekat. Jika mengalami masalah atau kecelakaan, segera minta bantuan kepada petugas atau pendaki lain.
Demikian terkait informasi pendakian Gunung Slamet Jalur Baturraden, Untuk info selengkapnya bisa menghubungi RADENPALA melalui media sosial instagram @radenpala.id