PURBALINGGA – Sebagai warga Nahdlatul Ulama (NU) kita seharusnya bersyukur. Sebab NU dibangun dan diisi oleh orang-orang salih.
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Dar Al Fateh El Muayyad, Babakan, Kalimanah, Purbalingga, Habib Zen bin Umar Al Athas mengisahkan, sebelum didatangi oleh malaikat Izrail, Baginda Nabi Muhammad SAW bertanya pada malaikat Jibril. Nabi sangat khawatir akan nasib umatnya setelah ia wafat.
“Kanjeng Nabi tanya, hai Jirbril, kalau saya meninggal siapa yang akan menjaga umatku?” tutur pengasuh Majelis El Fateh ini.
Seketika itu, lanjut Habib Zen, malaikat Jibril terbang naik ke hadapan Allah. Tak lama kemudian malaikat paling mulia itu turun lagi membawa kabar gembira bagi Nabi kekasihnya dan bagi kita semua.
“Wahai Muhammad, janganlah engkau bersedih. Sebab nanti masih ada orang-orang salih yang akan membimbing dan jadi pegangan bagi umatmu,” lanjutnya.
(Baca Juga: Klinik NU Bukateja Gelar Khitanan Massal dan Pengobatan Gratis)
Habib Zen menuturkan hal tersebut saat memberi sambutan sebagai tuan rumah Selawat dan Pengajian Akbar Memeringati Harlah ke-96 Nahdlatul Ulama (NU) oleh PCNU Kabupaten Purbalingga, Minggu (30/1/2022) malam.
“Gusti Alah sudah memberikan perintah kepada kita. Jika perintah itu dipegang, insyaallah kita akan selamat dunia akhirat. Perintahnya, njagong ngawasi mirengaken nyepengi tiyang soleh,” katanya.
Nah, dalam hal ini, kita sebagai orang-orang NU, seharusnya bersujud syukur. Sebab, NU dibangun oleh orang-orang salih. Di dalamnya ada regenerasi turun-temurun banyak orang salih.
“Mudah-mudahan kita semua wafat sebagai ahlussunah wal jamaah yang Nahdlatul Ulama,” katanya.
Bersyukur
Habib Zen kemudian berkisah tentang sahabat nabi, Abu Bakar RA. Belau ditanya oleh sahabat lainnya, selama hidup, apa yang paling nikmat pernah ia rasakan? Abu Bakar pun menjawab, hal yang paling nikmat adalah pernah berdua bersama dengan Baginda Nabi Muhammad SAW, tanpa ada yang mengganggu.
Nah, setiap Abu Bakar menceritakan kedekatannya dengan Rosul, dia selalu menangis karena rindu. Bahkan, sebagian sahabat menyebutkan, karena terbakar rindu yang sangat mendalam, dari mulut Abu Bakar sampai tercium bau hangus.
“Nah, kita dapat warisan dari sahabat Abu Bakar, kerinduan dengan Rosul dan bersama-sama dengan ulama, dengan orang-orang salih,” tuturnya.
(Baca Juga: Ingat, Ini Keutamaan Bershalawat di Hari Jumat)
Warga nampak antusias mengikuti pengajian peringatan Harlah NU tersebut. Walaupun kondisi lapangan becek karena sebelumnya turun hujan dengan deras.
“Meski kondisi becek, jangan mengeluh. Bibarokati becek, semoga yang hadir di sini rezekinya becek, tidak kering-kering. Allohumma bibarokatil “becek” fazuqna rizqan “becek”,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu hadir seluruh jajaran pengurus PCNU Purbalingga, KH Fathurrahman dan Habib Sulton Badar Al Habsy sebagai pengisi pengajian, para kiai, Forkompimda dan masyarakat umum. (ri-4)