PURWOKERTO – Harga cabai di pasar tradisional Purwokerto sebulan terakhir berangsur turun. Penurunan berkisar antara Rp 5000 hingga Rp 10.000 per kilogram.
Menurut pedagang sayuran di Pasar Wage Purwokerto, Arjo (68), harga cabai rawit merah eceran sebelumnya berkisar Rp 50.000 per kilogram, tapi sekarang sudah turun menjadi Rp 40.000 per kilogram.
Kemudian cabai hijau besar juga turun dari semula Rp 15.000 per kilogram, kini turun menjadi Rp 10.000 per kilogram. Untuk cabai merah besar keriting cenderung stabil. Sampai saat ini harga eceran masih bertahan Rp 30.000 per kilogram.
“Hampir semua harga jenis cabai di pasar turun,” katanya, Kamis (10/10).
Pasokan Lancar
Dikatakannya, penurunan harga akibat pasokan barang dari sentra penghasil cabai ke pasar tradisional lancar. Kenaikan dan penurunan harga biasanya dipengaruhi oleh pasokan dan permintaan. “Pasokannya cukup jadi harga turun,” ujarnya.
Cabai yang beredar di Pasar Wage Purwokerto biasanya dipasok dari wilayah Temanggung dan Wonosobo. Namun, ada pula pasokan cabai dari wilayah Banyumas. Pasokan cabai dari banyumas sedikit.
Pedagang sayuran lainnya, Tio menambahkan, penurunan harga cabai juga dipengaruhi oleh daya beli turun. “Sekarang jualan cabai lagi sepi. Permintaan rendah. Yang beli jumlahnya tidak banyak,” katanya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Purwokerto, Edy Aprotuwiyono dalam laporannya mengatakan, sejumlah harga komoditas bahan pangan pada September 2019 secara umum turun.
Berdasarkan hasil pemantauan harga oleh BPS Banyumas, terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 134,79 pada Agustus 2019 menjadi 134,11 pada September 2019. Penurunan ini mendorong laju deflasi September di Kota Purwokerto.
Dikatakannya, komoditas yang andil deflasi antara lain cabai merah 0,39 persen dan daging ayam ras 0,13 persen. Kemudian, bawang merah memberi andil 0,12 persen, cabai rawit 0,11 persen, dan cabai hijau 0,05 persen. Bawang putih dan telur ayam ras masing-masing memberi andil 0,04 persen dan pir 0,03 persen. (H60-37)