BANYUMAS-Tak hanya harga sembako, harga ‘empon-empon’ atau bumbu dapur beberapa hari terakhir terus melambung tinggi. Hal ini disebut-sebut terpicu karena pandemi korona.
Ibu rumah tangga asal Kranggan, Kecamatan Pekuncen, Jaenah mencontohkan harga kencur di warung-warung mencapai Rp 70 ribu perkilogram. Sementara jahe juga mencapai harga Rp 40 ribu- Rp 45 ribu perkilogram. Jahe merah bahkan mencapai harga Rp 200 ribu perkilogram.
“Untuk gula pasir bahkan sudah mencapai Rp 20 ribu, dan telur mencapai Rp 30 ribu perkilogram. Kalau semua seperti ini pastinya cukup mengkhawatirkan kami sebagai ibu rumah tangga,” jelasnya.
Selain sebagai bumbu masak, kata Jaenah, empon-empon ini saat pandemi korona saat ini juga dimanfaatkan warga untuk ramuan, jamu dan sebagainya. Apalagi sesuai anjuran medis, untuk mencegah melawan korona maka dibutuhkan daya tubuh yang kuat.
“Makanya memang harga rempah hingga bumbu dapur ini turut naik. Kami sebagai ibu rumah tangga mau tidak mau harus semakin berhemat menggunakan bumbu ini,” katanya.
Pemilik kedai minuman Warung Kebon Wasiyat, Pandansari, Ajibarang, Mahbub Wibowo juga merasakan dampak dari kenaikan harga ‘empon-empon’ hingga rempah-rempah. Pihaknya pun terpaksa menutup aktivitas warga untuk para pelanggannya untuk mencegah penyebaran virus korona.
“Tetapi kita melayani pembelian kopi secara daring (dalam jaringan). Ketika ada yang butuh maka kita antar. Namun demikian untuk harga memang sedikit naik, menyesuaikan harga di pasaran,” jelasnya.
Adapun rempah-rempah dan empon-empon yang digunakan untuk kebutuhan kedai minuman itu antara lain, jahe, serai, kapulaga, cengkih, kulit kayu secang, hingga cabai jawa. Selama dua pekan terakhir, stok rempah dan empon-empon di Pasar Induk Ajibarang diakui para pedagang semakin menurun.
“Di tengah stok yang semakin menurun, ternyata pembelian cukup tinggi. Makanya hargapun semakin naik. Makanya berimbas pada pedagang dan pengelola kedai minuman seperti kami,” ujarnya.(K37-)