CILACAP – Hujan lebat dan lama dalam beberapa waktu terakhir ini, masih memicu terjadinya bencana alam di sejumlah wilayah eks distrik Majenang, Kabupaten Cilacap.
Kepala UPT BPBD Majenang, Edi Sapto Priyono mengatakan, curah hujan yang tinggi sejak Jumat (13/3), memicu terjadinya bencana tanah longsor pada puluhan titik wilayah kerjanya. ”Ada sejumlah kejadian bencana alam yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini. Terutama tanah longsor yang dipicu adanya curah hujan tinggi, dan kondisi tanah yang cenderung labil,” kata Edi Sapto Priyono, saat dimintai konfirmasi oleh SuaraBanyumas, Minggu (15/3).
Dia menyebutkan, kejadian tanah longsor di Grumbul Ciguling, Dusun Cileumeuh Barat, Desa Cilopadang, Kecamatan Majenang, Jumat (13/3) malam. Tebing setinggi 20 meter longsor menimpa rumah Sumarto (61).
Dari hasil pengecekan petugasnya bersama pihak terkait, volume longsoran sepanjang 30 meter, dengan ketebalan 3 meter. Akibatnya, rumah berukuran 7×8 meter itu rusak pada bagian dapur dan tengah.
Untuk sementara, tujuh orang yang menempati rumah itu, mengungsi ke tetangga. Longsoran tebing juga mengancam rumah milik Lukito (45), yang dihuni tiga orang.
Longsor juga terjadi pada tanggul kritis di Dusun Bangunsari, Desa Pahonjean, Kecamatan Majenang pada Kamis (13/3). Petugas mendata, longsor dengan volume 10 meter, tinggi 7 meter. Kerusakan tanggul kemudian mengancam dua rumah warga di sana yakni milik Solihin (55) dan Nining (55). Rumah tersebut lokasinya paling dekat dengan tanggul.
Sejumlah Desa
Tak hanya itu, bencana tanah longsor juga terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Cimanggu. Mengacu data UPT BPBD, longsor terjadi di Desa Mandala, Cilempuyang, Cijati dan Bantarpanjang.
”Sejumlah tempat di wilayah kerja kami berupa dataran tinggi, dan dengan kondisi tanah yang relatif labil. Karena itu, menjadi rentan mengalami pergerakan ketika menerus diguyur hujan lebat dan lama,” ujarnya.
Pihaknya memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Adapun kerugian materialnya masih dihitung.
”Untuk upaya penanganan, sudah mulai dilakukan melalui kerja bakti warga bersama pihak terkait. Termasuk di dalamnya, penanganan tanggul kritis seperti di Padangjaya,” tuturnya.
Pihaknya mengajak kepada masyarakat untuk waspada bencana. Mengacu prakiraan BMKG, perkembangan musim tengah memasuki puncak hujan.(tg-60)